Biarkan aku dalam malam, membawa semangkuk ronde hangat yang kubeli di Kertoarjo pukul enam untukmu.
Aku suka membagi hangatnya ronde di atas kompor kemudian dipindahkan pada plastik pembungkusnya oleh sang penjual yang tak lain adalah bapak tua yang bersenyum manis Tadi siang aku berbicara pada teman kerjaku Tidak ada nasihat yang didengar dari manusia yang sedang fallin in love, ini artinya jatuh cinta ya Namun, memberi ya memberi saja, tidak perlu ada maksud harus dicintai di dalamnya Cinta itu bukan memaksakan, kalau tidak bisa yasudah Mestinya kuselipkan pepatah atau cuilan puisi penulis ternama di Negeri ini agar nampak begitu asyik Seperti mie ayam yang bila mana di atasnya ditabur daun bawang berkali-kali kemudian disiram kuah hangat gurih dan sebutir mitbol yang ikut jatuh , akan terasa nikmat untuk segera disantap Kekuasaan untuk menulis sesukanya dipegang oleh penulisnya sendiri, kalau tidak suka, keputusan yang wajib dipilih adalah meninggalkan blog ini kemudian mencari pedagang ronde atau mie ayam yang benar-benar mempraktekan hal di atas atau tetap meneruskan membaca blog ini dengan membayangkan benar-benar semangkuk mie ayam yang digambarkan di atas tanpa harus membeli makanan tersebut. Kalau anda benar-benar dalam program diet dan terpengaruh dengan tulisan ini, maka hal yang harus dilakukan adalah tidak ada. Karena anda harus setia pada keputusan diet anda. Super sekali bukan! Kemudian kuberi ia coklat bukan pertanda aku sangat mencintai, atau sengaja membuatnya gendut secara perlahan (ssttt…) tidak, bukan begitu.. (ssst…). Aku hanya ingin saja.. Aku begitu berintuisi, sesekali bisikan dalam hati mengatakan bahwa aku ingin ngutang untuk sekadar beli eskrim untuk diriku sendiri, jika kamu mau yasudah marilah kita ngutang bersama Ngutang kepada siapa? Kali ini kutanya padamu, si pembaca blogku malam ini… Apakah anda bersedia mengutangi saya? Sebaiknya jangan! Dijamin tidak kembali! Apakah anda kesal? Apakah anda semakin gemas? Apakah anda semakin gila dibuatnya? Ok sama. With Love, April Justmine 22.30 Ps : Tidak bermaksud apa-apa, ingin menghibur saja… Jika tidak berkenan, maafkanlah dan lupakan blog ini pernah ada… Lupakan penulisnya.. lupakan..
0 Comments
I learned to live, half alive... Lepas dari perasaan cinta secara instan itu tidak mudah bagi seseorang.
Butuh proses yang panjang untuk melaluinya. Sedang bertatap dan berkomunikasi adalah keseharian yang mesti terjalin. Apakah ada kesempatan untuk mempercayaimu lagi? Sulit bagi siapapun yang kalut hatinya mudah dalam menerima. Apalagi aku yang sejatinya hanya manusia biasa Aku membencimu dengan beragam perasaan bertolak Perasaan berkecamuk, dihianati dan serangkaian perasaan yang tak seharusnya kudapatkan Aku tau kau orang baik dan pandai, sabar dan sopan Tetapi sebagai sesama manusia, aku juga harus mengerti bahwa setiap orang juga memiliki kekurangan Dan setiap kekurangan, adalah hal yang mestinya kita ikhlasi kita syukuri sebagai tanda terima kasih kepada sang pencipta. Aku pun begitu, barangkali aku terlewat dalam bercermin Kau tidak sekali memperingatkan atau memberi tahu dengan caramu yang kubilang menarik Saat membaca ini, bayangkan saja sedang di bawah pohon sakura yang ada di Jepang Dengan seluruh udara yang mewakili setiap ketenangan dalam jiwa-jiwa manusia saat hening tiba Rasakan, keheningan itu membuat air dalam gelas diri jernih, bening, cerah lalu kesalahan mana yang tak ingin diampuni... Intropeksi.. Tidak ada cinta tanpa kepercayaan, hal itu otomatis dalam satu paket tanpa nego Sebenarnya tidak ada yang salah pada sebuah harapan. Itu energi positif yang dihasilkan ketika berinteraksikepada orang lain. Dan tidak semua orang paham akan itu. Kita adalah jiwa baik kecintaan Tuhan. Kita semua tahu, kita semua percaya. Yang terbaik adalah setia kepada yang benar. Setialah, maka baiklah sudah. Jangan kau bayangkan sakit ini menular padamu. Sekalipun bagian otak manusia 99% aliran listrik yang disumbang PLN. Karena, kesibukan membuatmu kadang tidak peka . Ada yang menganalisa hati-hati setiap momentum yangada. Dan jujur saja, aku tidak enak harus merasa dipecundangi dengan orang yang ada di depanku sekarang. Tempat beralihmu bercakap di suatu media. Tapi semua terserah padamu, kamu sudah bisa berpikir sendiri. Kamu baru mengenal. Yaudah deh terserah. Mau bertukar cerita sampai pagi juga nggak masalah. Itu urusan kalian. Dan pada intinya, hidup manusia mestinya membaik, ikhlas berkembang dan berbahagia. Meski luka ini belum kering, akan kucoba untuk hati-hati agar tidak tergores sesuatu saat kubuat berjalan. Seperti sakit hati akan kejadian ini, semestinya aku membencimu dengan penuh cinta, Ah itu mudah sekali. Baik kepada siapapun, itu sudah biasa. Tetapi baik kepada orang yang pernah menyakiti/penipu/pembohong/pembenci adalah suatu kehebatan yang pantas diacungkan jempol di atas udara. With Love, 16:06 24/08/2016 April Justmine. Suatu pagi yang tidak menyenangkan Butuh waktu yang lama untuk merasa sesuai, lalu lenyap dalam sekejap dirusak oleh kepercayaan.
Sesungguhnya hal ini adalah pelajaran untuk perbaikan. Bukan pelemahan dan kemunduran. Ada maksud baik Tuhan yang terselip dalam hidup kita, alangkah baiknya kita syukuri apa yang sudah diberikanNya dan menjadikan pribadi sebaik mungkin. Butuh kesakitan, untuk keteguhan. Siapapun terkuatkan, ketika mampu mengalahkan kepedihan. Apalagi pedih karena pertumbuhan hidup, so ikhlaslah menerima. Ini adalah cara Tuhan agar kau tak bersama dengan orang yang salah. Matamu harus benar-benar dibuka dan bangunlah dari tidur panjang yang selama ini menyenyakimu. Dan kini kita tahu, mana yang pantas untuk dipercaya atau tidak. With Love, 8:40 24/08/2016 April Justmine Saat hujan tiba..
Aku seperti ingin ikut menari di bawahnya Berputar putar sambil menengadah Dingin dan menyenangkan Di kala itu... Aku tak berkata-kata Pejam mata , dalam lama aku terdiam Mengajak puisi bercerita, Dalam curahan yang tak sempat didengar manusia, manusia Seandainya di sini ada sungai kecil, Yang bermuara ke laut besar Di pinggirannya ada bebatuan, sofa alam Aku duduk di sana Tidak perlu berkata-kata, tidak suka ramai Yang kucari hanya damai Dengan cuaca yang sedikit mendung Aku menulis sebelum menunggu kilat memberi aba-aba turunnya hujan Senja tak terlihat ketika ia datang Matahari malu menunjukkan hangatnya Ia telah kalah walau sementara Memberikan waktu hujan untuk berunjuk gigi Jemariku tetap bergerak dalam diam Terus bercerita tanpa putus asa atau arah Jiwaku selalu saja, menemukan hal yang indah untuk dirasakan... Meski terkadang raga tak mau bekerja sama dengannya... Aku ingin terus hujan, Di mana aku tetap tidak meninggalkan sesuatu Tetap berada pada tempatnya yang mesti Mendekap yang sudah sudah Karena saat hujan, air pun turun.. Dingin pun datang, menyeruput kopi lebih nikmat dibanding saat tidak hujan Lebih mudah santai dan tenang dengan sesukanya... Kuketuk-ketuk jariku pada kaca meja secara bergantian, aku tidak berisyarat menunggu atau tidak sabar. Namun, aku merasa tiba pada situasi yang tak bisa kusebut itu apa. Aku merasa selalu baik-baik saja, sekalipun ada yang datang dan mengusik. Sepertinya aku akan selalu baik-baik saja. Semakin lama hidup kita semakin sibuk. Semakin banyak yang dicari sampai terlupa. Sebenarnya sedang ada apa. Aku pun tidak ingat. In this city, with my gloomy heart today... With Love, April Justmine. |
|