Menjalani bulan Ramadhan cukup berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya bisa berbuka bareng keluarga atau teman-teman sekarang sulit banget bahkan ditiadakan. Bagi kita yang masih serumah dengan keluarga mungkin nggak kerasa, tapi bagi teman-teman yang merantau dari desa nggak bisa ketemu keluarganya untuk sementara waktu. Apalagi ada hal yang tak mengenakkan terjadi akibat wabah ini : di-PHK, dirumahkan, tempat usaha sepi nyaris tutup hingga waktu yang belum ditentukan. Iya oke bagi beberapa orang mungkin sudah menyiapkan dana darurat untuk digunakan pada situasi ini, iya oke bagi beberapa orang mungkin bisa hidup sampe setaon-duataon ke depan tanpa bingung, iya oke meski usaha tutup masih ada usaha lain yang jalan, tapi ada juga yang kesehariannya cuma bergantung pada satu pekerjaan. Hingga ketika dirumahkan, sudah bingung gimana menghidupi keluarga atau buat biaya sehari-hari. Pernah kemarin, pulang kerja aku sempat mengamati resto-resto kafe-kafe mulai sepi dan para ojol buanyak banget di pinggir jalan nunggu orderan datang. Ada yang motornya dijagang, terus bapak ojolnya duduk sandaran di pinggir jalan. Ada juga nenek-nenek dorong gerobak dagangan pisangnya yang masih banyak. Ada bapak-bapak jualan donat yang nungguin pembeli sampe pindah-pindah tempatnya aku hafal. Hari Senin aku pulang kerja ada di daerah Mojo, terus besoknya ada di Manyar. Besoknya di Dharmahusada. Mungkin dari kita bisa membantu beli barang dagangannya atau ikutan donasi sembako untuk dibagikan ke warga kurang mampu. Setidaknya membantu meringankan lah ya.
Mashaa Allah, sampe baca artikel katanya berkaitan dengan teori konspirasi yang mana wabah ini disebabkan oleh kaum elit-lah, apalah. Gimana ya, awalnya emang bikin galau, kok bisa sih? Tapi sampe sini aku tetep berpikir santuy dan mencoba tenang. Ada berita yang infoin wabah ini selesai awal juni apa juli gitu lupa. Sekarang masih akhir April. Butuh waktu sebulan-dua bulan. Sedangkan selama waktu itu pemasukan sedikit banget bahkan nggak ada. Nyari kerja apa ya ada yang butuh pegawai saat seperti ini. Cari pinjaman juga sulit karena kanan kiri pada krisis juga. Nah mulai overthinkingnya. Kalau buat aku Inshaa Allah masih cukup bertahan dalam kurun waktu tersebut. Tapi nggak tega gitu kan ngelihat orang-orang yang buat makan sampe minggu depan belum tahu bisa apa enggak. Bagi aku, bagi kamu dan bagi kalian yang tenang ya. Perbanyak berdoa, tetap bersyukur, tetap berpikiran baik, berusaha tenang walau sulit dan better things are coming.
4 Comments
|
|