Pernah ingat dengan film Filosofi Kopi? Filosofi kopi ini sebelum jadi film, aku sudah punya bukunya. Bukunya yang covernya mirip bungkus kopi kafe-kafe kemasan kiloan itulho, ngerti khan?. Aku beli buku itu karena naksir sama covernya dan udah sok yakin kalau buku ini akan mengulas tentang perkopian full. Ternyata, judul filosofi kopi ini adalah salah satu cerita fiksi pada buku ini –bukan full satu buku. Ceritanya yaa silakan cari sinopsisnya sendiri bagi yang nggak tau. Setelah filmnya tayang, munculah kafe yang aslinya yang pemiliknya adalah dua aktor ganteng Rio Dewanto dan Chicco Jerico. Nama filosofi kopi pun melejit hingga buka cabang baru di Jogja yang juga ada di filmnya. Jadi, yang ingin aku bahas bukan tentang filosofi kopinya tetapi bisnis semacam ini begitu menarik sekali sehingga kedai-kedai serupa banyak bermunculan. Apalagi dewasa ini banyak banget kedai kopi kekinian yang nggak besar-besar banget tempatnya dengan harga sangat terjangkau udah menjamur di mana-mana. Kedai-kedai kopi kekinian ini tidak sebesar kafe filosofi kopi, mereka hanya menjual menu utama yaitu kopi, ada teh dan susu. Tidak menutup kemungkinan ada beberapa yang menjual makanan ringan tetapi jualan utamanya tetap kopi. Sekitar bulan Mei atau Juni 2019, itu aku pertama kali ngelihat satu kedai kopi kekinian muncul di daerah Karang Menjangan Surabaya, namanya Awal Cerita. Kedai kopi ini kecil banget, nggak ada meja khusus buat diminum di tempat, cuma ada kursi doang. Menurutku lebih ke take away aja. Jadi aku langsung relate sama foto-foto coffee shop yang ada di instagram, oh mungkin ini adalah bisnis yang lagi booming, pikirku. Setelah itu aku nggak lihat ada kedai kopi kekinian lagi di tempat yang lain. Nah, menuju bulan Agustus sampai saat ini kedai kopi serupa pun banyak bermunculan gaes. Uniknya namanya juga variatif seperti : Kepengen, Kopi Lain hati, Kopi Kenangan, Kopi Janji Jiwa, Kopi Pesan Disini, Kopi Jokopi, Kopi Mikopi, Baikopi, Diskuupi, Katalokopi, Kopi Neira,Kopi Kulo, Kopi Soe dan lain-lain. Nama-nama kedai kopi kekinian yang aku ketik di atas aku ketik selama kurang lebih tujuh detik-an tanpa browse, langsung ingat gitu. Karena saking banyaknya usaha kopi yang lagi menjamur. Aku bukan orang yang memiliki kepekaan rasa dalam mencicipi makanan atau minuman yang tinggi. Yang aku tahu adalah enak dan tidak enak. Tapi tidak semua sih, tapi mayor hehe. Apalagi taste of coffee. Nol putul enggak ngerti. Bilang enak ya enak nggak bisa gitu jelasin karena biji kopinya sedep nih atau kopinya 100% Arabica atau Robusta. Dan kalau nggak enak ya gak bisa jelasin gak enaknya kenapa. Nah sekarang bahas mengenai harganya nih gaes. Sebenarnya untuk harga di kedai kopi kekinian ini cukup terjangkau dan menunya variatif sekali. Cocok untuk kalangan pelajar dan pekerja. Range harga dari 10k-30k per cup. Fasilitas yang diberikan juga tidak kalah dengan kafe-kafe yang menjual kopi pada umumnya, wifi ada, colokkan ada, spot foto ada. Kalau aku lewat jalan Dharmawangsa (arah akan ke RS Dr Soetomo) itu di kiri jalan kedai-kedai kopi kekinian rame banget gaes kalau malam, sudah pasti remaja kekinian yang nongkrong di sana tanpa kuatir untuk diusir. Di sisir jalan itu penuh motor berjejer-jejer ria. Tadi sudah aku sebutin deretan nama-nama kedai kopi kekinian di Surabaya, sekarang aku akan mereview beberapa kedai kopi kekinian yang pernah kukunjungi: 1. Janji Jiwa Nah, Janji Jiwa ini adalah jenis usaha kedai kopi franchise yang mana tiap cabang pasti kalian temui #jilid118 #jilid301 dan lain-lain. Keunikan dari Janji Jiwa ini menyebut cabangnya dengan nama “Jilid”. Untuk menunya juga cenderung banyak ya. Aku sudah ke sini tiga kali. Menu yang pernah aku beli adalah es susu matcha, es kopi susu dan es soy coffee late. Menurutku, rasanya biasa aja. Porsinya standar cup 10oz sudah pakai es batu kurang lebih 3-4 butir. Aku berkunjung ke sini sudah tiga kali bukan karena aku memang suka tastenya. Bukan. Dari namanya, aku sudah suka. Kayak istilah-istilah sastra gitu menurutku yaa, terus penyebutan menunya juga normal dan mudah dimengerti “Es Kopi Susu, Es Susu Matcha, Es Kopi Pokat”. Memang harusnya nama yang selain normal gimana? Baca ya sampai bawah J. Tapi menu di Janji Jiwa ini menggunakan kata kopi dan coffee. Memang memiliki arti yang sama, namun kurasa kurang tepat jika menggunakan dua penyebutan. Hehe. Untuk pelayanan, ngantri di kasir bayar langsung kemudian ditunggu nomor bill kamu disebut oleh petugas yang berwajib eh maksudnya pegawainya dan kamu akan dikasih kantong plastik kalau dibawa pulang. 2. Kopi Soe Melihat namanya aku jadi kayak baca penyebutan kata SU pada zaman dulu. Ada orang namanya Soetjipto, bacanya Sucipto. Saat pertama kali lihat kedai ini, aku pikir bacanya Kopi Su. Ternyata Kopi Soe. Aku pernah ke sini satu kali dan satu kali beli pakai ojol (ojek online) dan menu yang aku beli itu sama yaitu Es Roegal (Roem Regal). Emang seger pas untuk Surabaya yang hot begini tapi menurutku porsinya sedikit. Mungkin kamu yang beli menu ini pas lagi santai aja biar nggak cepet habis wkwkw. Oh iya ini tidak mengandung alkohol ya. Kopi Soe yang aku kunjungi ini terletak di Jl Ngagel ya deket sama makam Ngagel, tempatnya lebih luas dari kedai kopi kekinian yang lain tapi menunya tergolong sedikit. 3. Awal Cerita Seperti yang aku ceritakan di atas, ‘Awal Cerita’ ini adalah kedai kopi kekinian pertama kali yang aku temuin. Aku ke sana cuma dua kali, menu yang aku beli adalah Es Kopi Susu dan Es Kopi Red Velvet. Menurutku Es Kopi Susunya biasa aja dan untuk red velvetnya rasanya nggak jauh beda sama es kopi susu biasa (padahal harga beda 5 ribu), memang ada warna merah cenderung muda tapi nggak ada rasanya. Waktu itu menunya masih sedikit, pas googling barusan, menunya jadi lebih banyak. Kedai Kopi Awal Cerita ini tempatnya kecil, jadi kalau untuk ngobrol sama teman-teman mending beli take away aja. 4. Mikopi Mikopi ini lokasinya ada di Jl Dharmahusada, aku datang ke sini baru sekali. Menu yang aku beli Es Kopi Susu. Untuk rasa, masih biasa saja nggak ada rasa spesial. Untuk tempat tidak begitu luas, tapi cukup nyaman dan adem . Pencahayaannya bagus dan tempatnya bersih. Ada terasnya dan ada kursi teras pada umumnya juga ada kursi yang menghadap jalan. Menurutku di sini tidak begitu rame jadi enak kalau buat ngobrol. 5. Kopi Lain Hati Kedai yang satu ini sederet dengan Janji Jiwa, Diskuupi dan Pesan Disini (sederet bukan berarti jejer kanan dan kiri ya, cuma jaraknya kurang lebih 15-20 meteran). Aku datang ke kedai kopi kekinian ini baru sekali, untuk tempatnya tidak kecil dan tidak besar. Menu yang aku beli adalah Es Kopi Gemas (Espresso, Susu dan Krim Irish). Untuk rasa agak manis, udah gitu aja. Nah, penamaan menu-menunya ini cukup unik sebab menggunakan istilah-istilah kekinian atau mengarah ke percintaan zaman now. Salah satunya adalah Es Kopi Main Hati yang nggak lain nggak bukan adalah Es Kopi Gula Aren. Wkwkwkwk. Nanti kalau aku bikin kedai kopi kekinian, menunya aku kasih nama Es Kopi Aku Cinta Kepadamu Sejak Lama, Es Kopi Sesungguhnya Kurindu, Es Kopi WA-ku tolong segera dibales dll. Kira-kira kamu ada kepikiran apalagi? 6. Kopi Neira Kalau mengingat nama kedai kopi kekinian ini jadi ingat grup band Banda Neira. Kedai kopi Neira yang aku datangi terletak di Jl Pucang, dekat dengan Poltekkes Menur. Kedai kopi Neira ini berbeda dari tampilan kedai yang aku sebutkan di atas. Kedai ini pintunya selalu terbuka, jadi bisa langsung masuk tanpa perlu buka pintu. Untuk menu yang kubeli adalah Es Kopi Neira Original alias es kopi susu gula aren. Dari kedai-kedai yang lain, Kopi Neira ini juara di harga. Menurutku untuk rasa sama aja dengan es kopi susu kedai kopi kekinian yang lain namun harganya sangat murah yaitu 10 ribu. Di mana yang lain harganya 15 ribu ke atas. Untuk tempat, mungkin agak sumuk jika siang-siang ke sana sebab tidak ada ACnya. 7. Jokopi Nama kedai kopi kekinian ini mengingatkan nama Presiden kita Pak Jokowi. Salah satu menunya ada yang bernama es kopi blusukan yang mana istilah ‘blusukan’ identik dengan kegiatan yang pernah dilakukan Pak Jokowi. Jokopi ini lokasinya berada di daerah Ketabang Kali. Untuk desain kedai kopi ini menurutku paling markotop dari yang lainnya. Menunya tertempel di kaca (seperti pada gambar). Jadi pas aku baca menunya, mas-masnya nggeser kaca kemudian menanyakan pesanan. Tapi pas aku nyebutin menu masnya kurang dengar padahal suaraku sudah kenceng. Jadi aku harus ngulangin pesananku sedikit naikin intonasi. Pada saat itu juga nggak sedang ada yang antri ataupun suara yang bising. Mungkin karena aku berada di outdoor dan masnya di dalam (indoor). Nah, aku pesan es kopi arum manis. Karena menu tersebut belum aku temui di kedai kopi kekinian yang lain. Untuk rasanya memang kerasa manis-manis gula kapas tapi aku kurang suka karena aku sudah bosan sama yang manis-manis.Hm, untuk menu yang pasti ada di kedai kopi kekinian itu es kopi gula aren cuma dikemas dengan nama lain. Jadi, kalian pasti bisa menemukan es kopi gula aren di kedai kopi kekinian mana saja. 8. Kopi Kulo Kedai Kopi Kulo yang aku datangi terletak di Ruko 21 daerah Klampis. Satu bangunan dengan barber shop, kopi kulo ada di lantai 2 (lewat belakang). Kalau kamu bingung, maka jangan sungkan untuk bertanya pada rumput yang bergoyang. Jika tidak ada, tanya Pak Satpam untuk mendapatkan kunci jawabannya. Untuk tempatnya cukup luas dan saat aku ke sana hanya ada 3-4 pembeli saja (sudah termasuk aku dan Lee Dong Wook <3). Menu yang kupesan adalah es kopi bayleys, tanpa alcohol ya gaes. Rasanya biasa aja tapi kalau dikasih gratis aku mau menerima. Nah, itulah beberapa kedai kopi kekinian yang pernah kukunjungi. Aku lebih sering take away sih daripada dine-in, karena semakin malam pengunjung semakin banyak. Kalau kamu gimana nih suka nongkrong lama-lama atau pesan by abang ojol buat nikmati segelas Es Kopi Aku Cinta Kepadamu Sejak Lama? (eh eh ini kedai kopi kekiniannya di mana yaaa? Ini di dalam hotel del luna ya).
0 Comments
Big Bad Wolf atau biasa disingkat BBW adalah event jual buku besar-besaran yang diadain beberapa tahun sekali. Kali ini adalah kali kedua aku berkunjung ke BBW. Sebelumnya (pada tahun 2017), aku beli buku bagus judulnya “Thank You for Being Such A Pain” karya Mark I Rosen PH,D. Tapi untuk kali ini, aku sendiri tidak tertarik untuk membeli buku karena memang tidak ada yang sreg. Kategori buku yang aku tuju di BBW adalah self help dan buku jurnal. Sekitar tiga kali muter satu meja buku self help tidak ada yang nyantol di hati. Sempet ngelirik sama bukunya Dale Carnegie yang judulnya “ How to enjoy your life and your job?” yang harganya Rp 55.000,- namun sekali lagi aku tidak mood untuk membelinya. Tapi jika ada dari kalian yang baca blog ini dan tertarik untuk beli, bolehlah nanti aku pinjam huahahahaha (ketawa lebar-lebar). Event ini berlangsung 10 hari dari 4 Oktober hingga 14 Oktober 2019. Hari ini tgl 6 Oktober, menurutku lumayan ramai di dalam tapi untuk area parkir tidak sepadat tahun 2017. Jadi, karena aku tidak beli buku akhirnya aku kelilinglah dan tiba-tiba menemukan bukunya Oppa BTS dan sontak aku jadi ingat temenku dong. Yaudah aku kontak kemudian negoisasi harga (wkwk) dan setuju. Daripada wasting time aku keliling lagi untuk mencari buku lain yang sepertinya sepupuku suka. Kukontak, negoisasi harga dan setuju. Oke kakiku mulai pegal dan datanglah serigalanya, eh ngantuknya maksudku. Walaupun aku tidak dapat buku self help, paling tidak aku bawa buku jurnal sebiji atau dua biji. Nah gambar di bawah ini, ada dua buku jurnal yang covernya mencuri hatiquu meski tali elastisnya nggak cocok bagiku. Yang sebelah kiri atas, itu gambar bangunan gereja menyerupai Duomo Cathedral. Kutemukan jurnal itu mangkrak di troli tak berpemilik tanpa label harga. Aku jadi bambang. Eh bimbang. Takut pas tiba-tiba mahal dan juga nggak sering digunakan kan mubazir. Kemudian sebelahnya, itu aku juga naksir abis-abisan sebab gambarnya cantiq banget tapi sayang ada tali elastisnya, tali itu akan kendur jika buku sering dibuka dan akan jelek nantinya. Eh..emang mau beli?. Harga buku tersebut Rp 70.000,-. Sebenarnya untuk dipakai pribadi, aku sangat hemat karena digunakannya kalau mood saja HAHA, 1 buku jurnal itu bisa-bisa enam bulan atau lebih. Pasalnya, di rumah aku ada buku jurnal ring yang jarang aku pakai –meski sisa sedikit- jadi eman kalau mesti beli lagi. Jadi, kesimpulannya adalah aku tidak beli. Isin kan? wkwkwk. Kemudian tiga buku di bawahnya, yang Dale Carnegie itu yang sudah aku jelasin di atas. Yang tengah iseng aja difoto kemudian yang paling kanan adalah penemuan brilianku wkwkw. Kaki sudah bener pegel, tapi aku harus dapet foto dari atas nih. Jadi, setelah bayar di kasir aku ke atas. Tapi etss pamit dulu sama Pak Sekyur IT yaa (maksudnya security). Jadi kantongnya ditali kemudian dilakban coklat supaya bisa masuk area bbw lagi. Karena setelah dari kasir, kalau mau balik dengan membawa kantong belanjaan ya harus dilakban. Cantik kan hasil karya Pak Sekyur IT? Bonus: Kira-kira balik ke bbw lagi cari buku jurnal gambar gereja tadi ada nggak yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ?/?///?/???
|
|