Istilah "Rumput Tetangga Tak Selamanya Hijau" biasanya mengarah pada pencapaian orang lain yang tampak lebih berhasil atau sesuatu yang orang lain tampilkan akan selalu bagus dan menyenangkan. Kita cenderung berpikir bahwa mereka lebih mudah dalam mencapai sesuatu yang mereka inginkan sedangkan kita belum tentu. Padahal, realitanya belum tentu seperti yang kita pikirkan. Mungkin saja kita hanya melihat hasil akhir dari kerja keras mereka yang tak terlihat atau kita hanya melihat tampilan luarnya saja.
Rumput tetangga akan selalu tampak lebih hijau, apa yang mereka miliki akan lebih menarik, sehingga kita yang membandingkan diri akan tidak pernah merasa cukup. Contoh saja jika kamu melihat si A memiliki mobil baru, kamu pun berpikir kenapa kamu tidak bisa punya mobil baru juga. Kemudian si B baru saja liburan dari Bali, kamu pun berpikir yang sama. Ketika ada seseorang yang bahagia akan sesuatu yang mereka miliki, kamu akan terus menanyakan kemampuan atau kesanggupan kamu. "Ih kenapa ya dia bisa punya mobil baru, eh iyaya suaminya kan kaya" "Dia mah enak liburan ke sana ke mari, toh emang bisnisnya udah sukses" "Kenapa ya orang lain selalu bahagia sedangkan aku selalu menderita" Menurut aku, istilah ini lebih memandang orang lain dari luarnya aja, yang indah-indah aja. Kita nggak tahu proses yang mereka lalui sehingga membuat rumput mereka hijau adanya atau kitanya aja yang kurang bersyukur karena sering melihat ke atas. Proses membanding-bandingkan ini tidak akan pernah selesai bilamana kita tidak pernah merasa cukup. Lalu bagaimana jika kita-lah yang dijadikan objek rumput hijau itu? Ada mungkin beberapa orang melihat kita kerja terus nggak kelihatan susah atau santai bener hidupnya, makan enak-enak, pakeeet datang nyaris tiap hari atau punya iphone misalnya. Orang akan mengira bahwa kita bener-bener hijau rumputnya. Padahal, orang nggak tahu di balik "rumput yang lebih hijau" ini juga ada resah yang nggak kasat mata? ada capek, kesel, patah hati, putus asa, lonely...., mereka lihatnya kamu bahagia dan kamu selalu mendapatkan yang kamu mau. Well, setiap orang punya hak buat memandang kamu seperti itu dan nggak ada masalah juga kalau mereka 'hanya' ngejulid maybe di belakang. It's fine-fine aja. Cuma kalau tiba-tiba mereka dateng pinjam duit lalu enggak kita kasih karena suatu hal, mereka bilang "kamu duit banyak carinya gampang gak pernah susah masak ya berat minjemin duit sih". Ini ceritanya lain, bisa-bisa kesabaranmu benar-benar diuji. Nah, daripada fokus ke hijaunya tuh rumput, mending kita fokus ke bagaimana orang tersebut merawatnya. Karena rumput yang hijau pasti dirawat dengan baik. Yaudah yuk kita belajar buat enggak membanding-bandingkan diri, belajar merasa cukup (walau sulit) dan terus berbenah.
0 Comments
|
|