Terkadang sebuah tulisan itu terasa sangat bermakna sekali, terkadang malang sekali
Bilamana tulisan tersebut dibalut kenangan atau luka lama yang belum kering Andai saja setiap tulisan itu mengantarkan kita kepada penulisnya langsung Tanpa perantara sebuah jarak apalagi harus membeli tiket kereta untuk bertemu Tulisan hanyalah tinta yang tergores pada lembaran, lembaran kertas atau lembaran digital Yang kadang menjadi hidup ketika isinya sudah menghipnotis pembacanya untuk kemudian larut,tenggelam tapi tidak sampai mati Tintanya berkomposisikan luka-luka, perasaan sakit hati, pupusnya harapan serta kenangan yang timbul akibat tekanan pada sebuah tulisan Bagi yang tidak pernah merasa, tidak akan merasakan hal ini Gamang.
0 Comments
Setiap orang memiliki hak untuk merahasiakan isi doa juga keinginan yang tak ingin orang lain dengar
Mereka ingin hanya membagi rahasia tersebut kepada Tuhan saja, karena perasaan lega yang kerap kali mereka dapatkan setelah berdoa Aku bukanlah satu dari seribu tuju ratus enam puluh dua orang yang mendambai rindu sendiri Barangkali teman-temanku yang mengalami kekosongan tanpa membagi hampa itu, namun dalamnya tatap mata ketika kali bersama, keinginan mereka untuk memenuhi ruang kosong itu tampak nyata namun menyamar. Walau mereka mengemasnya sendiri-sendiri. Setiap orang memiliki sesuatu untuk diheningi, mencari-cari sesuatu dalam dirinya yang tidak ia pahami Namun terkadang terasa, terkadang menusuk, bahkan menggugah diri untuk mencari apa namanya itu Untuk kemudian diabaikan atau terus dicari Jadi, apakah ada sebetulnya di dalam ini yang sedang baik-baik saja? Ya, kita tidak akan pernah sendiri walau kesunyian membuat kita sempoyongan. Abai ataupun sangat peka, sesuatu yang di dalam mencoba memberitahu Bahwa tidak ada satu manusia yang nyaman dengan kekosongan. Aku tidak pernah tahu apa yang ada di hatimu, di pikiranmu, atau di manapun kamu berada
Di pantai Dreamland Bali, ku berdiri menikmati langit merah muda Menginjak pasir menenggelamkan kakiku sedalam tujuh senti Dengan aksesori bulan putih di tengah serta laut yang tetap bergoyang diterpa angin Ya, terlalu lama berdiri di sini memang tidaklah bagus Kenangan itu terus mengusik selama aku tidak mau Bahkan di tengah kesibukan itu, sekilas saja selalu hadir Langit merah muda hendak berpamitan, kemudian mengubah warnanya menjadi biru Aksesori diam itu ditelan dan hilang Lalu kemudian muncul di atas jendela villa Rupanya bulan sedang berganti kostum kala gelap tiba Berani-beraninya dia, terus menginap dalam ingatan Lalu dengan mudahnya aku hanya mengamatinya dengan tatapan tanya Tanya yang selalu mendatangkan ragu, ragu dan ragu Aku tidak pernah seyakin itu untuk meragu Kepal tanganku meraihmu, memasukkanmu ke dalam laci dan menguncinya Bulan telah dicuri malam ini, Untuk kukembalikan nanti dini hari, saat tiada yang tahu Berani-beraninya manusia mencuri aksesori langit merah mudah di laut pantai dreamland Ujar keheningan kepada kepalanya yang berat. Memasuki ruangan baru, barang-barang yang mulai baru di mataku, mata yang baru. Aku datang dengan kebingungan sejati di tempat ini. Seperti penduduk asing yang baru tiba di Negeri orang. Di sini aku belajar untuk duduk, dengan pantat yang benar-benar nyenyak di atas kursi. Memandangi sesuatu dengan sangat bahkan sangat tenang yeah. Selamat datang, selamat menjadi baru.
Menjadi baru adalah perihal perubahan. Dan, sesuatu yang baru itu layak untuk dicoba. Jadi, di sini aku bisa latihan hening sebanyak-banyaknya, ujarku bercanda setengah serius. Dan aku benarkan itu. Patut dicoba. Penyakitku kambuh untuk mengamati mereka. Oh betapa. Aku hanya berkata dalam hati, dan ini benar-benar rahasia. Aku ingat, semuanya pasti sangat baik-baik saja, ya semoga. Tubuhku melayang, beredar di suatu sudut ke sudut, walau hanya singgah sebentar di suatu tempat. Kulihat, ada beberapa meja kayu kosong. Ada empat,lima,enam sampai tujuh buah. Sebanyak itu, sesepi ini. Besar dan kosong. Bayangkan, orangnya besar tapi hatinya kosong. Ya, semacam itu. Tak mengusik tapi terus bertanya-tanya. Semuanya akan membaik. Aku memilih menerima. Yang di seberang sedang bersabar. Ini ujian. #harapbersabariniujian. |
|