LANJALAN- Selamat hari Minggu readers, ke manakah kalian Minggu ini? Berenang, memancing, atau bermain layangan sampai gosong? Kali ini saya mengikuti tur kelilingnya Surabaya Heritage Track. Yang di mana ini merupakan destinasi dadakan karena mulanya mau lari pagi tapi kesiangan bangun pemirsa. Haha.. House Of Sampoerna , lima tahun sudah saya tidak berkunjung ke sana. Tapi bangunan masih sama dan tidak ada yang berubah, tempat parkirnya saja masih menghadap ke arah yang sama dari lima tahun yang lalu. Hehe.. Untuk masuk ke gedung ini, tidak dikenakan biaya apapun, parkir pun free. Cukup membawa identitas diri dan stnk kendaraan. Bis SHT kali ini akan mengunjungi 3 destinasi yaitu Balai Pemuda, City Hall (KotaMadya) dan Bank Indonesia. Destinasi pertama, adalah ke Balai Pemuda, kami diberi waktu cuma 10 menit untuk melihat-lihat apa saja yang ada di tempat ini. Kebetulan hari ini ada pertunjukkan reog dan banyak penonton yang berdiri menghalangi saya yang ingin melihat (sudah jinjit tapi tidak sampai). Oh ya, bagi kalian yang suka pergi ke perpustakaan, di Balai Kota ada perpustakaannya juga lho. Kalian bisa meminjam buku di sana dengan melakukan registrasi menggunakan KTP asli Surabaya. Jika KTP kalian di luar Surabaya, wajib bayar sekitar 100.000 untuk jaminan. Mudah kan? Destinasi selanjutnya adalah ke City Hall (KotaMadya). Kita dibawa ke ruang bawah tanah yang bernama bangker yang artinya tempat perlindungan, ujar seorang guide. Di dalam bangker ini, terdapat dua lorong yang mengarahkan ke rumah dinas Bu Risma dan gereja Maranatha. Kami hanya diperbolehkan melihat dan sekedar menaiki tangga saja. Lorong sudah ditutup karena kendaraan yang berlalu lalang pada zaman dahulu tergolong ringan (dokar, becak, pejalan kaki dan kendaraan ringgan lainnya), beda dengan kendaraan di zaman sekarang yang setiap kali kita temui truk, tronton, bis besar dan kendaraan yang tergolong besar. Jadi bahaya sekali jika lorong itu dibuka untuk umum. Destinasi terakhir adalah mengunjungi Bank Indonesia, bangunannya mengingatkan kita kepada bangunan Belanda yang pernah kita temui gambarnya di buku matpel sejarah. Pertama, lokasi yang kita jujuki adalah sebuah lorong yang sempat membingungkan karena di belokannya terpasang cermin. Mungkin ini menghindari tabrakan jika ada orang yang berjalan berlawanan. Habis asyik mengambil beberapa foto dari lorong itu, kami pun memasuki ruangan yang menyimpan uang zaman dahulu. Ukurannya beraneka ragam, dari yang paling kecil sampai seukuran A5. Waah tidak membayangkan dompetnya sebesar apa kalau uangnya sebesar A5. Selama hidup saya, yang pernah saya ikuti zamannya adalah uang seribu berwarna biru pojok kiri bawah. Kalau kalian yang mana gaes? Perjalanan pendek ini pun selesai, sebelum pergi dari HOS of Sampoerna, saya memasuki musium rokok untuk yang pertama kali karena lima tahun lalu saya dilarang masuk karena masih di bawah umur. Ngoahaha.. Langsung saja tak pamerin foto-fotonya. Hlo, nampak juga tu foto selfienya.. Itu bukan warung betulan ya, itu hanya tiruan dan barang yang terpajang hanya bungkusnya saja yang sudah tersusun rapi. Kreatif juga ya.. Di dalam warung juga ditemukan bantal yang biasanya si penunggu warung tiduran jika tidak ada pembeli. ORIGINAL HEIDELBERG / Mesin Cetak Kuno Mesin ini adalah mesin yang digunakan untuk produksi kotak rokok, label maupun cetakan yang lainnya. Mesin ini tergolong sangat tua dan sekarang tidak menggunakan mesin ini lagi, karena sudah ditemukan mesin modern yang mampu menghasilkan 40 kali lipat dari mesin tua ini. Karena ini merupakan lan jalan yang tidak terduga, pengambilan gambarnya juga seadanya karena kita hanya membawa kamera henpun. Banyak foto yang sebenarnya bagus tetapi tidak bisa kita post karena buram (pencahayaan kurang). Cahaya di museum tidak terang benderang seperti di Perpustakaan. Tapi tidak apa, lain waktu kita akan pergi ke sana lagi dengan membawa cerita dan foto lan jalan yang lebih baik lagi. Baiklah readers, cukup sudah saya bagi cerita lan jalan ini. Sudah mengantuk hoams.. Bye!
0 Comments
LANJALAN- Hai para pembaca, selamat malam sugeng dhalu good night di mana pun anda berada. Pertama-tama saya ucapkan mathur thankyou, ghamsa hamida , kepada semua pembaca yang baik hatinya, mau menyempatkan membaca laporan kunjungan atau semacam diary bergambar di blog saya. Kalian luar biasa! Kalian sudah mendengar “Food Junction” ? Mungkin masih asing atau kalian sudah berkali-kali berkunjung ke sana? Mendengar nama tersebut saya terpikirkan nama Mall yang bernama “BG Junction”. Adakadabra tiba-tiba beranggapan “Food Junction” adalah food courtnya Mall itu. Eh ternyata bukan ding. Minggu, 13 Maret 2016 kemarin saya dan satu teman saya berkunjung ke sana. Teman saya juga belum pernah ke sana namun sudah tahu jalan tanpa khawatir harus belok ke kanan atau ke kiri. Wah.. memang anak jalanan :D Sebelum tiba di lokasi, kita melewati jembatan yang di mana kita bisa melihat pemandangan “Food Junction” dari atas. Waw.. spektakuler! Luar biasa! Food Junction ini terletak di daerah Tandes, Grand Pakuwon, Surabaya Barat. Jam buka dari 11.00-23.00. Sebelum memasuki area Food Junction, pembawa kendaraan wajib memarkirkan kendaraannya. Seperti gambar di atas, menunjukkan betapa antusiasnya anak muda kekinian mengantrikan kendaraannya untuk dapat memasuki Food Junction. Apakah memasuki Food Junction berbayar? Oh tidak. Yang wajib bayar adalah ketika kita memesan sebuah makanan atau minuman di food courtnya! Ngoahaha.. Di dalamnya ada apa lagi sih? Pertama pintu terbuka kalian akan disaksikan pemandangan mobil mewah yang di mana orang seperti saya ini tidak akan dilirik SPG cantik atau SPB ganteng. Wehehe… Lalu kita akan ditawani berbagai jajanan yang biasa kita jumpai di food court Mall. Dari pojok sampai pojok, Cincau Station paling unggul antriannya. Tidak pernah sepi. Cuaca juga panas sekali, cocok kalau minum yang seger-seger. Menu favorit saya adalah greentea tanpa cincau. Hanya Rp 7.000 saja. Murah bukan ? Setahu saya Cincau Station memang top markotop,bukan di Food Junction saja, antrean mengular kerap saya temui di food court Grand City. Masukkan dari saya untuk minuman yang satu ini, gelasnya kurang panjang. Air kurang banyak, sering kemanisan. Mungkin karena yang minum mengandung kadar manis berlebihan. Hehehe… Dan satu lagi, fakta di Cincau Station ini yang tidak dapat disangkal oleh pengacara kondang mana pun adalah tidak ada rel kereta atau pun kereta apinya. Wahaha… Gambar kedua, di mana saya ngebet banget sama yang namanya lontong kupang. Sedang teman saya sudah saya usir cari makanan sendiri karena saya paham sekali alangkah jarangnya pecandu lontong kupang seperti saya hahaha. Harga per porsi 15.000 hmm.. sudah dapat 3 piring kalau makan di Kenjeran. 2 piring + es degan segelas deh. Murah sekali. Melewati area food court, kita pun melewati pintu kaca yang di mana kalian akan disambut oleh SPG motor tik cantik yang sedang menawarkan motor matik terbaru. Kemudian di hadapan saya terdapat bianglala alias dermolen yang sudah saya tunggu-tunggu wujud dan bentuknya karena sudah laammaaaa tidak menaikinya. Awalnya berapi-api gitu ketika mendengar Food Junction ada dermolennya. Namun, tiada kuduga ternyata dermolennya pendek pemirsa! Dan tempat duduknya sendiri-sendiri. Bukan berhadapan dua orang sebagaimana yang saya inginkan. Fiuh. Okelah, jauh-jauh akhirnya saya mencoba. Tiket permainan rata-rata Rp 20.000 – Rp 25.000 . Dan untuk wahana yang satu ini hanya Rp 20.000 saja untuk dua kali putaran. Awalnya hah cuma dua kali? Sudah pendek, muternya cuma dua kali doang. Tapi, setelah di atas, kursi goyang sedikit saja cemasnya minta ampun, sempat berandai-andai gimana kalau kursi yang goyang ini hanya kursi yang saya duduki saja dan dalam hitungan detik tempat duduk ini roboh dan saya nyemplung ke danau. Wahaha… kalau tidak ada yang nolong harus berenang sampai ke tepian. Atau meraih kano milik orang yang kebetulan melintas. Haha dasar. Sempat di instagram saya membuat karangan yang isinya menjelaskan mesin dermolen mandek pas saya di atas. Dan itu betul terjadi selama 15 detik. Kok merinding ya di atas sendirian. Untung ada kamera yang bisa jadi alat pelarian fokus. Mantengin gambar dari kamera membuat rasa takut ketinggian pun surut. Tahu-tahu sudah di bawah. Kata mutiara : Janganlah kalian meremehkan sesuatu karena tampilannya tidak seWah yang kita pikirkan. Beberapa wahana lainnya adalah :
Wahaha.. selfie dan wefie. Lucu dan menyenangkan bukan? Yang belum ke sana silakan berdiskusi dengan man temannya untuk atur jadwal ke sana. Dan jangan lupa membawa tongsis atau kamera esteler bagi yang punya.
Sudah cukup cerita dari saya, sepertinya saya harus tidur, sepulang kuliah kepikiran pulang cepat buat nulis beginian. Selamat malam. Selamat beraktivitas di alam mimpi, semoga kita tidak bertemu karena nanti tidur nyenyak anda akan terganggu oleh wajah saya! Oke, menutup postingan kali ini saya akan bernyanyi lagunya Stacey Kent – what a wonderful world, karena kata teman saya lagu ini pengantar tidur. Bye! Komeng anda saya tunggu segera! See you :D |
|