Berkumpul dan berinteraksi dengan banyak orang merupakan kegiatan yang melelahkan bagi seorang introvert sepertiku. Namun, mau tidak mau, suka atau tidak suka aku harus melaluinya karena ini merupakan salah satu kegiatan yang wajib ditempuh di bangku perkuliahan. KKN atau kepanjangan dari Kuliah Kerja Nyata adalah kegiatan yang harus ditempuh pada semester tujuh oleh mahasiswa di universitas tempatku kuliah. Dilakukan selama 12 hari . Pada kelompok kami terdiri dari 39 mahasiswa .Kalian tahu kan kalau kelompok KKN ini terdiri dari berbagai macam fakultas dan campuran mahasiswa kuliah pagi dan malam? Itu artinya satu sama lain tidak saling mengenal. Hm, kebetulan saja ada keajaiban, ada dua orang mahasiswa yang aku kenal. Mereka adalah Alzera (Teknik) dan Imam Sowirin (Fisip). Yang ada dalam pikiranku, “yes, onok koncone”. Padahal, pada akhirnya kita semua harus saling mengenal satu sama lain karena kewajiban berkomunikasi untuk menjalani serangkaian program kerja. Apakah kalian juga begitu? Kita berangkat pada tanggal 24 Januari 2018. Tentu saja persiapan harus dilakukan jauh-jauh hari. Pertemuan awal kami dimulai pada pembekalan KKN pada bulan Desember 2017 lalu. Pertemuan yang asing. Mungkin kalau tidak ada Alzera dan Si Sowirin yang aku kenal, aku akan diam seribu tiga ratus bahasa. Tentu saja aneh rasanya bercampur dengan orang-orang yang asing. Bagi seorang introvert, memang agak sulit untuk memulai percakapan dengan orang asing. Memang beginilah kehidupan introvert. Tapi pada akhirnyaaaaa…. Kita sulit berpisah satu sama lain. Eaaaa… Seminggu sebelum keberangkatan, adalah hari-hari paling menggelisahkan hati seorang April Justmine. Setiap hari mesti pasang status H-7, H-6 dst (baca: hamin tujuh, hamin enam). Perasaan gelisah akan sesuatu yang baru, aku harus tinggal di kota lain selama 12 hari dengan teman-teman yang belum aku kenal dekat. Ini merupakan sesuatu yang baru terjadi padaku haha. Dalam hati selalu timbul perasaan “Apakah aku bisa melewati ini?”. Dan aku mencoba untuk menjalaninya dengan sabar. #Ea. Dan tibalah pada hari H. Jeng..jeng..jeng… Aku tiba di kampus pukul lima pagi dengan menjinjing tas di tangan kanan dan kiri. Tak lupa ransel melekat di punggung. Rasa-rasanya berat badanku mencapai 100kg kalau begini. Menunggu kedatangan bus, aku duduk dan melamun sedikit -masih tidak percaya bahwa hari ini tiba. Selama perjalanan menuju kota Probolinggo, aku pun tertidur. Aku lelah menghadapi kenyataan #Ea, maka aku putuskan untuk memejamkan mata. Ya meski kepala berkali-kali ketatap kaca bus, aku tetap melanjutkan tidur dengan –sedikit- nyenyak. Setiba di tujuan , kami melakukan upacara pembukaan kegiatan kurang lebih satu jam, kemudian kami beranjak ke tempat tinggal kami. Kurang lebih 200 meter dari rel kereta api (tempat kami turun dari bus) menuju rumah, kami berjalan kaki dengan menjinjing, menggeret, menggendong, menggotong, mengangkat barang bawaan yang berat bangeeet. Aku teringat, ada mahasiswa yang berbaik hati membawakan barang bawaan berat kami, ia adalah Alzera a.k.a Ale. Konon pria berkaca mata ini memiliki calon mertua yang kebetulan berwajah mirip dengan teman kami. Jadi, ia memperlakukan Mbak Y, teman kami seperti calon mertuanya. Hahaha.. betapa aku banyak mengeluarkan air mata karena kelucuan ini. Tiba di rumah, kami pun menuju kamar masing-masing. Dan dari sinilah kami mulai dekat satu sama lain. Kebetulan juga teman sekamar adalah teman sedivisi pendidikan dan kesehatan (Penkes). Aku perkenalkan, mereka adalah Yuni, Indri dan Krusita. Dan mereka adalah teman yang ucul-ucul. Mungkin awal-awalnya kami masih belum terbuka, ketawa aja agak ditahan gitu, tapi pada akhirnya ngakak mangap-mangap pun sudah biasa, nggak ada yang ditutupi, udah gitu aja adanya. Nah, si introvert yang cenderung individualis ini mulai menemukan kebiasaan baru dan pengalaman bahwa berkumpul dengan orang baru itu tidak melulu melelahkan. Hari pertama memang perlu adaptasi keras bagiku, karena semuanya serba baru. Tidur di bawah pakai tikar, Alhamdulillah masih ada kipas angin, setiap mau mandi mesti antri dulu, biasanya kalau pergi ke luar tinggal keluar aja tapi di sini mesti nunggu motor yang dipakai teman, tiap berangkat kkn mesti boncengan tiga haha atau naik tossa/motor gerobak, bikin teh/kopi pakai teko listrik bareng, makan nasi bungkus bareng, nyuci baju gantian karena bak cuma satu dan lain-lain. Di sini valuenya adalah kita dapat merasakan hidup bareng-bareng itu kayak gini lho, apa-apa mesti gantian, barengan. Sedangkan kebiasaan sehari-hariku di rumah enggak seperti itu, tidur di kasur bebas, mandi yang lama, pergi ke mana tinggal naik motor ngeeng, opo-opo wes cemepak. Program kerja yang divisi kami lakukan adalah mengadakan penyuluhan, mengajar anak paud dan memberikan bimbingan belajar gratis. Nah, kebetulan nih aku dan beberapa anggota lain pegang yang penyuluhan. Penyuluhan yang diberikan seputar penanganan kecanduan gadget pada anak-anak yang disampaikan oleh Dosen kami kepada wali murid anak-anak paud. Secara kan, kids jaman now pada aktif main hp ketimbang main mainan tradisional. Btw, ide dasar dari penyuluhan ini dicetuskan oleh Pak Kacamata yang baik hati (Hayo coba tebak! Sudah tertera kok namanya di atas). Kami ucapkan terima kasih Pak Kacamata. Pak Kacamata baik deh. Warga antusias menyambut kedatangan kami. Hal itu terasa ketika ada salah satu warga yang berbaik hati meminjamkan rumahnya untuk kami huni selama KKN berlangsung, kemudian antusias warga rt 8 yang tak mungkin kami lupakan saat kami mendatangi rumah warga satu per satu untuk mencari murid bimbingan belajar dan anak-anak rw 1 yang semangat sekali untuk mengikuti bimbingan belajar. Mereka menyambut dengan sangat baik sekali. Ini membuat kami nyaman melakukan KKN di sini. Bimbingan belajar yang kami berikan adalah pendidikan bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Namun, kami juga membantu mereka menyelesaikan PR dari sekolah Sekitar pukul enam lebih seperempat sore, ketika kami berkumpul di ruang tengah, ada salah satu teman kami yang tiba-tiba masuk rumah lalu mengatakan bahwa ia telah mendengarkan sebuah doa yang ditujukan untuk kami (mahasiswa KKN) melalui speaker masjid. Mendengar itu aku langsung terharu. Kemudian, saat rumah kami lampu mati pun tiba-tiba ada bapak-bapak datang memberikan lampu petromak a.k.a lampu oblek kepada kami. Tidak hanya itu, karena lampu mati yang sering terjadi, mereka juga memberikan kami sambungan listrik (colokan) yang listriknya bersumber dari masjid dan satu buah lampu yang terang. Subhanallah baik sekali. Semoga kebaikan mereka dibalas oleh Allah SWT. Amin. *** Lanjut ke program kerja kami yang lain adalah mengajar di Paud. Paud merupakan singkatan dari Pendidikan Anak Usia Dini yang mana tingkatan mereka masih di bawah TK. Usia anak-anak Paud adalah antara 3 sampai 6 tahun. Waw, bagaimana rasanya mengajak anak-anak kecil bermain? Awalnya aku merasa bakal susah. Tetapi, setelah dijalani yaa muncul kesan tersendiri. Setiap pagi mesti diawali dengan senam yang membuat kita gobyos karena jarang berolahraga, bernyanyi dengan penuh semangat dan berdoa. Kemudian di dalam kelas melakukan kegiatan belajar seperti mewarnai, menempel, menyusun benda dan lain-lain. Berkumpul dengan anak-anak yang masih polos dan lucu ternyata menyenangkan, hal ini terbukti ketika haru dan bahkan air mata pun terjatuh saat hari terakhir kami mengajar. Baiklah, postingan mengenai kegiatan KKN 2018 cukuplah sampai di sini. Terima kasih kepada kalian yang sudah bersedia mampir dan mau membaca sampai akhir. Saya ucapkan maaf jika ada kata-kata yang masih kurang atau sulit untuk dimengerti hahaha. Kalian boleh meninggalkan pesan di kolom setelah postingan ini. Menutup akhir dari postingan ini, saya upload foto terbaik dari teman kami. Bayyy !
4 Comments
|
|