Tulisan ini nggak begitu penting banget untuk dibaca, karena mengandung serial drama cinta lama bersemi kembali di Manyar Kertoarjo. Jadi, mending gak usah dibaca ya…
Rabu malam, sengaja aku dan temanku pergi ke sebuah restoran dekat rumah, kebetulan ada voucher yang berakhir tanggal 31 Desember besok. Setelah membawa nampan berisi beberapa makanan, aku mencari kursi di lantai dua dan ku pilih untuk duduk di ruangan luar. Karena membosankan di dalam ruangan. Aku dan temanku, sibuk mengunyah makanan di depan masing-masing sambil berbincang ringan. Tiba saja seseorang berjaket hitam dan bersepatu putih pun melintas. Aku tak memakai kaca mata, aku melihatnya, pun dengannya, sepertinya sudah familiar, tapi tak jelas. Dia mengambil kursi di meja kosong untuk dibawanya ke meja belakangku. Dia bersama pacarnya. Yeah.. Posisinya yang kubelakangi membuat ku tak bisa memastikan apakah benar ia adalah orang yang ku maksud. Ku buka gallery di handphoneku, mencari foto di mana aku sedang foto bersama dia. Ku tunjukkan kepada temanku, agar temanku yang melakukan identifikasi karena posisi temanku sedang di depanku yang otomatis dapat melihatnya. Dan mirip, tidak langsung percaya aku pun mulai mendengarkan kata per kata dari mulutnya, dan suara itu.. benar. Tidak salah. Sekitar tiga tahun, dipertemukan hari ini. Kebetulan yang indah. Apa ? Indah ? Haha… dia bawa pacar bro. Aku tak lantas patah hati, lantaran masih shock dengan pertemuannya, toh aku sudah move on total, tidak ada cemburu-cemburunya, Cuma kan dia pernah dua tahun jadi inspirator novelku yang mana aktornya dia, aktrisnya diriku. Ya.. agak mrepet-mrepet gak rela gitu. Tapi nggaklah, kita gak bisa memaksa orla buat masuk ke dalam hidup kita. Tapi, tetap saja dia adalah sosok panutan. Maksudnya begini, aku suka dengan dia karena rajin sholat dan smart. Ah malah nostalgia masa SMK. Dikit aja ya.. dulu kalau mau sholat dhuhur, aku mah mesti lurusan sama shafnya dia. Bedanya dia di depan dan aku di belakang. Mungkin waktu itu aku bandel banget kali ya.. Sholat jarang, dan semenjak itu sampai sekarang sudah mulai kebiasaan. Memang indah betul, jika jatuh cinta dengan seseorang ada Tuhan di balik alasannya dan dapat membuat kita menjadi yang lebih baik. Aku tahu, setiap orang pasti punya plus dan minus. Jika dilihat dari pandangan mataku nih, dia itu kalem, tenang dan pendiam. Kalau akunya sih kebalikan dari itu, nggak kalem blas. Kemudian, pembicaraanku dengan temanku malam ini pun semakin tidak ada arahnya. Rasanya pecah fokus. Mau ngomong apa, jadinya apa. Alhasil kita banyak diam dan menyedot es teh masing-masing. Telingaku peka sekali, mendengar pembicaraan mereka di belakangku yang sepertinya ada sedikit konflik. Dan aku menyudahi pengupingan ini karena aku tak perlu tahu untuk itu. Tetapi temanku itu telinganya kedobelan peka sampai dia dapat menceritakan jelas pembicaraan mereka. Hmm.. Ah sudahlah.. Haha, abangku yang satu itu sudah punya pacar ternyata. Abangku yang barusan kuucapin selamat ulang tahun itu. Gak penting ya baca tulisanku haha? Emang. Aku Cuma sedang shock aja. Aku gak bisa tidur dan ini begitu bodoh haha. Semoga kita ketemu lagi ya, di episode yang lain. Barangkali nanti ceritanya beda. Jauh di dasar jiwaku, engkau masih kekasihku… (Naff )
0 Comments
Leave a Reply. |
|