Pernahkah kau sesekali membuat drama dalam pikiranmu akan kejadian-kejadian yang sungguh engkau inginkan? Saat realita dalam hidupmu tak sedikitpun memberi pertanda semenyenangkan itu. Merangkai setiap kejadian sedetail apapun. Seperti halnya basah hujan mengguyur seluruh tubuhmu ketika kau pulang bekerja dan kau disambut oleh seseorang dengan sikap yang lembut dan perhatiannya bak api unggun yang menghangatkan kulitmu yang basah. Kau semakin terlelap dalam bayang-bayang. Saat itu hanya kau yang berhak menentukan alur cerita yang lainnya, sesukanya. Kau membayangkan dicintai oleh seseorang yang tepat dan hampir tak pernah membuatmu kecewa. Ia yang selalu menatapmu, menanyai kabarmu serta menghiburmu sebisanya, seseorang yang tidak akan melukaimu karena rasa sayang yang tak terbilang. Meski sesekali kau sadar, bagaimana bisa ada seseorang seperti itu yang mau-maunya bersedia melakukan itu semua untukmu. Hanya tragis yang tersisa. Pernah kau hanyut dalam lagu yang terdengar di sebuah kafe kopi. Dengan mengaduk-aduk foam kopimu menjadi tak berbentuk, tiba-tiba seseorang mengambil gambarmu tanpa kau minta, memesan semangkuk kentang goreng untuk dijadikan santapan ringan teman berbincang. Kalian membicarakan tentang masa depan kalian, membangun rumah kecil untuk kalian tinggali nanti, duduk di pantai menyaksikan matahari terbenam.
Tak hanya kisah indah, kau pun membangkitkan kisah sebaliknya. Pertikaian kecil yang disebabkan kesalahpahaman menjadi bumbu drama yang kau ciptakan. Kalian saling berdiam diri, berhenti berkomunikasi, tidak bertemu berhari-hari hingga kau mendapatinya datang ke rumahmu membawa wajah teduh lalu meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. Ia menjelaskan dengan sabar, sepenuh hati menjaga kata-katanya agar tak melukaimu. Perdamaian pun dimulai saat ia meminta maaf dengan mengecup keningmu. Suara hujan di luar sana tampak sangat berisik, kau pun tersadar bahwa hanya tersisa sepi di sisi kanan dan kirimu. Untuk kesekian kali, kau paham bahwa itu semua hanya ketidakmungkinan yang terus kau nikmati. Kau ingin memusnahkan dunia drama itu, namun semakin berusaha menghilangkan semakin kamu didera rindu. Kau kembali dan mengulanginya lagi. Pada akhirnya, kau harus berdamai dengan rasa pahit.
0 Comments
Leave a Reply. |
|