Malam itu, pukul tujuh ia memandang langit tanpa perlu ada ujung , lurus dan bebas. Di ujung pandang dari sepasang bola mata tanpa kacamata, menyaksikan bulan merah di sana yang tak perlu menunggu konfirmasi dari kawanan benda langit yang lain. Bintang, planet, satelit, galaksi, asteoroid, meteoroid dan yang lain sebagainya untuk menyaksikan episode kehidupan di bumi soal asmara dan amarah sepasang manusia.
Bintang tidak perlu jatuh ke laut untuk memeriahkan manusia yang sedang rindu tiada ketulungan. Bulan juga tidak perlu mendadak mengajak matahari menonton bersama. Bukan kawanan langit tidak bersahabat dengan manusia. Mereka akan tetap menjalankan tugas sebagai pemberi cahaya di bumi ini tanpa ikut campur. Di jam istirahat, saat manusia terlelap tidur dalam keadaan tiada terjaga. Kawanan langit membicarakan manusia yang sedang dirasuki kasmaran. Karena banyak penyair, penulis atau musisi menyebut-nyebut namanya untuk diselipkan pada karya cinta manusia dirundung kasmaran, asmara maupun amarah. Kawanan langit ini luas. Mereka bukan manusia yang memiliki henpun untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Kawanan langit hidup dalam puisi-puisi cinta atau semacam seni untuk mengabadikan kisah melalui cerita. Sekian. April Justmine, 8 Mei 2016 Denganmu aku tanpamu.
0 Comments
Leave a Reply. |
|