Bisa jadi kalimat di atas adalah quotes yang tepat untuk kuberikan padanya. Ya, aku tidak lupa di mana momen aku menangis sepanjang perjalanan sampai-sampai maskerku basah. Untung saja saat itu malam, jadi tidak begitu terlihat oleh orang lain. Bisa-bisa dikira habis dihukum naik pohon mangga selama dua hari.
Aku masih mencari-cari fakta di otakku untuk menjelaskan mengapa akhirnya aku harus menangis sesendu ini. Mataku merah dan hidungku tersumbat. Momen seperti ini sangat jarang terjadi dan tumpahlah di momen yang gak aku duga dapet juga. Aku tidak tahu bisa-bisanya semesta membawaku ke mari. Di gedung, di mana aku tak pernah sekali masuk ke sana. Bahkan aku tidak mengenali siapa security-nya. Bisa-bisanya cuma duduk merunduk sambil mendengarkan kata demi kata diiringi lagu, ada sesuatu yang dalaaaaaammm banget muncul ke permukaan. Aku gak tahu kenapa ini terjadi dan yaaa ini di luar kendaliku. Aku hanya bisa mengendalikan kucuran air mata yang terjatuh beserta ingusnya. Mungkin luka yang kupunya tak sedalam luka orang lain. Kekuatan untuk menampungnya juga berbeda. Namun, setiap orang punya cara untuk mengobati lukanya masing-masing. Namun sebagian juga malah kabur, mencari pelarian sementara dan akhirnya membuat lukanya makin parah. Dan apakah bisa disimpulkan bahwa hati yang tertutup tidak mampu mengobati lukanya sendiri?
0 Comments
Leave a Reply. |
|