Sore tadi, sekitar jam setengah lima. Aku mendengarkan sebuah celotehan gadis berusia sepantaran denganku. Disambi multitasking yang menjadi kebiasaan handalku dewasa ini. Ia bercerita tentang riwayat ia bekerja, menerima segala yang terjadi padanya, tentang keinginan yang tidak tahu mesti harus dicapai dengan apa, bagaimana caranya dan kepasrahan. Aku mencoba untuk merangkul yang namanya perbedaan. Perbedaan pola pikir dan kebiasaan. Sebenarnya, dalam dirinya, aku menaruh belas kasihan. Entah kenapa, melihatnya begitu membuat hatiku getir. Masa muda, tidak akan kembali lagi ketika kita sudah tua. Dan usia menjadi pemicu kekhawatiran ketika kita tidak menggunakan dengan baik. Berjalannya waktu dan bertambahnya usia kita, usia orang tua kita juga semakin bertambah dan menjadi tua. Terkadang, aku menjadi begitu khawatir jika apa yang kulakukan saat muda ini banyak yang tidak ada gunanya. Plan by plan, dream by dream sebisa mungkin ditulis dengan rapi. Ini sudah menjadi rutinitas yang kutulis setiap akhir tahun. Tahun ini apa yang sudah kita dapatkan, dan tahun depan apa yang harus kita dapatkan, mari dicoba ditulis. Dengan begitu kita akan tahu apakah tahun ini kita ada kemajuan atau tidak. Satu cerita dari Fiersa Bersari yang mempunyai 10 impian yang harus terlaksana di tahun 2015 , salah satunya adalah menantang dirinya untuk membaca 50 buku dalam satu tahun. Dan jika ia tidak melaksanakan minimal 3 dari impian-impiannya itu, dia berjanji akan menggunduli kepalanya selama setahun penuh dan memberi uang dua juta rupiah kepada oknum nakal di pinggir jalan. Hukuman yang ia buat sendiri membuat 365 harinya dipenuhi dengan pengejaran. Impian-impiannya yang kandas adalah; berperut sixpack, menerbitkan buku dan mengajak ibu liburan ke pulau paling eksotis. Hmm.. gimana? Mau berevolusi? Mungkin kita bisa nyontoh dikit dari impian Fiersa Besari, berani tidak? Yaa, tidak harus sama, mungkin hukumannya bisa diganti dengan semir rambut berwarna pink selama setahun atau memakai lipstick hitam selama setahun? Haha… terserah deh.. Pada intinya, itu semua buat stimulus agar kita dapat bergerak lebih maju, memaksa diri untuk ngebut menggapai masa depan yang gemilang (oesssss….) atau paling tidak impian-impian kita terwujud. Kita coba yuk ? Akhir dari tulisan ini, kesimpulannya adalah ; Jika kita menginginkan sesuatu, simplenya yasudah bagaimana caranya agar impian itu terwujud. Mungkin kita harus pakai hukum pokok’e. Biar pun orang bilang kita terlalu berambisi atau kengebuten, why not kalau memang dengan begitu impian kita bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan. Lebih cepat, lebih baik. Bukankah setiap orang punya porsinya masing-masing ? Porsi nasi pecel maksudnya ya? Hahahahaha…. Salam lemper ! Surabaya, 22 Desember 2015 22.08 Wib
0 Comments
Leave a Reply. |
|