Jadi postingan ini masih berlanjut ya gaes karena kayaknya keresahanku masih belum tuntas. It’s okay to not be okay barangkali erat kaitannya sama validasi oranglain. Kalau kita tidak membutuhkan validasi oranglain, kita lebih gampang buat happy, enggak peduli apa kata orang, enggak membanding-bandingkan, ngalir aja gitu apapun yang terjadi. Karena sebenarnya enggak ada yang bakal peduliin kita sampai seakar-akarnya, mau kita jungkir balik ngupayain sesuatu nggak ada yang peduli. Yang mereka lakukan adalah menekan kita dan menanyakan kita kapan begini-begini. Mereka menekan kita agar seperti yang seharusnya mereka mau , kalian pasti pernah ngalamin lah ditanyain bahkan dinyiyirin tetangga atau siapa gitu “Eh kamu udah lulus Sarjana Manajemen tapi lah kok kerjanya jadi Resepsionis?” atau “Eh kamu cakep pinter berpendidikan tinggi lah ngapain mau sama si Karjo yang cuma lulusan SMA?”. Hal-hal seperti itu sebenernya enggak perlu dipikirin atau dimasukan ke dalam hati kalau memang kita BISA BANGET ENGGAK BAPER, LOGIS atau SADAR kalau nggak papa buat nggak sesuai dengan yang mereka mau. Justru kita yang punya kendali besar buat hidup kita sendiri. Terkadang kita feeling guilty atau ngerasa bersalah ketika enggak bisa kontrol reaksi kita terhadap apa yang tidak bisa kita kendalikan seperti tekanan dari oranglain. Proyeksi kesalahan berasal dari rendahnya dalam menghargai diri sendiri makanya di post sebelumnya aku tulis coba kontak teman-teman terdekat kamu buat nanyain apa keberuntungan yang kamu miliki supaya bisa membangkitkan self esteem kita. Kita juga nggak bisa kendalikan kemauan oranglain atas diri kita, yaudah kalau memang tidak sesuai atau tidak patut didengarkan yaudah biarkan saja. Yang paling penting adalah how we do. Sekeras apapun oranglain menyatakan ketidakmampuan kita terhadap keinginannya, kalau kitanya enggak merasa itu benar ya nggak papa. Nggak apa-apa buat merasa insecure, nggak apa-apa buat merasa terlambat, nggak apa-apa buat merasa kekurangan. Nggak ada salahnya menyadari kekurangan kita saat ini, mindful, hidup bukan perlombaan yang paling cepat/ paling kaya akan jadi paling merdeka lahir dan batin. Enggak begitu juga kan? Moga aja keresahannya sampai sini saja atau bisa jadi akan ada part 3-nya. Sekali lagi, it’s okay to not be okay. Tapi tetap tidak berhenti berupaya apapun hasilnya.
0 Comments
Leave a Reply. |
|