Ketika kita berada di lingkungan yg tepat, segalanya terasa lebih mudah. Maksudnya lebih mudah buat menjalani hari-hari sesulit apapun tantangannya. Berada di lingkungan keluarga atau teman yang supportif adalah yang kita butuhin, enggak toxic yang dikit² nanyain kamu udah punya apa aja? Kerja tiap hari kok masih miskin? Kamu tiap hari kok Zumba terus? Apa gak sayang duitnya? Harusnya ditabung aja. Tapi realita kadang berkata lain, kita dihadapkan dengan orang-orang yang bisa merusak mental kita.
Contoh aja ketika kerja di lingkungan yg toxic. Dikit² dibicarain, dicari salah²nya kayak kita ini gak ada benernya. Salah terus, energi yang timbul jadi low, gak PD bahkan rendah diri. Apresiasi gak ada demanding teros. Tapi pas kita berada di lingkungan yang sehat atau tepat, kita jadi berharga. Ternyata ada lho sisi layaknya, jadi kayak muncul pikiran ternyata value kita terlihat hanya di tempat yang sesuai dengan kepribadian kita, dengan keunikan kita, dengan orang² yang menghargai proses kita tumbuh. Dengan begitu kita selalu berada di high viberation, selalu termotivasi, auranya jadi enak dan nyaman. Ternyata kita enggak seburuk itu. Cuma tempatnya aja yang yaaa... kurang tepat. Tapi, kondisi tersebut tidak selalu ada setiap saat. Kadang kala ya pas mood lagi gak enak, lebih mudah sensitif, kacau lah. Sebelum itu berlarut-larut, coba dialihkan ke hal² yang kita sukai contoh kalau aku misal nonton sendirian atau lukis² gitu. Setelah agak reda, baru balik ke mood yg gak enak tadi bukan untuk diratapi, tapi untuk introspeksi, janganlah terlalu keras wahai diri yuk santaii meski gak di pantai. Sadari ketidaknyamanan ini adalah bagian dari kehidupan, kesedihan pasti berlalu. Kalau kalian relate, semoga membantu atau share pengalaman kalian di kolom komentar. Terima kasih, sudah mampir.
0 Comments
Bisa jadi kalimat di atas adalah quotes yang tepat untuk kuberikan padanya. Ya, aku tidak lupa di mana momen aku menangis sepanjang perjalanan sampai-sampai maskerku basah. Untung saja saat itu malam, jadi tidak begitu terlihat oleh orang lain. Bisa-bisa dikira habis dihukum naik pohon mangga selama dua hari.
Aku masih mencari-cari fakta di otakku untuk menjelaskan mengapa akhirnya aku harus menangis sesendu ini. Mataku merah dan hidungku tersumbat. Momen seperti ini sangat jarang terjadi dan tumpahlah di momen yang gak aku duga dapet juga. Aku tidak tahu bisa-bisanya semesta membawaku ke mari. Di gedung, di mana aku tak pernah sekali masuk ke sana. Bahkan aku tidak mengenali siapa security-nya. Bisa-bisanya cuma duduk merunduk sambil mendengarkan kata demi kata diiringi lagu, ada sesuatu yang dalaaaaaammm banget muncul ke permukaan. Aku gak tahu kenapa ini terjadi dan yaaa ini di luar kendaliku. Aku hanya bisa mengendalikan kucuran air mata yang terjatuh beserta ingusnya. Mungkin luka yang kupunya tak sedalam luka orang lain. Kekuatan untuk menampungnya juga berbeda. Namun, setiap orang punya cara untuk mengobati lukanya masing-masing. Namun sebagian juga malah kabur, mencari pelarian sementara dan akhirnya membuat lukanya makin parah. Dan apakah bisa disimpulkan bahwa hati yang tertutup tidak mampu mengobati lukanya sendiri? Pernah nggak kalian bingung sama seseorang atau teman dekat sendiri? Karena saking misteriusnya, saking introvert-nya atau kita bukan teman yang ia percaya? Lantas, kita sebagai teman yang baik merasa ada yang salah kenapa dia nggak mau terbuka dengan aku ya? Kenapa dia nggak pernah cerita apa-apa ke aku ya? Timbul banyak pertanyaan kenapa ini dan itu. Atau si Joko ini selalu happy dan ceria orangnya tapi kenapa di suatu saat dia lagi galau malah menghindari kalian? Kalian pasti pernah mengupas bawang merah. Banyak lapisan atau layernya kan?. Ya, sama seperti kepribadian manusia. Ada sekitar 4 lapisan atau layer yang bisa kita pelajari. Jangan keburu baper atau feeling guilty dulu ketika seseorang atau temen dekat kalian sendiri membuat kalian bingung. Jadi kira-kira kenapa ya Joko malah menghindar? Mari kita bahas setelah ini. Terinspirasi dari youtube Love Coach Jose Aditya yang dewasa ini sering aku tonton, aku dapet secercah ilham tentang lapisan-lapisan bawang merah ini : 1. Lapisan paling luar (klise) Lapisan ini lapisan paling luar atau tampilan pertama kali kamu melihat orang. Lapisan ini bisa dijangkau siapa saja dan biasanya untuk tahap perkenalan atau memperlihatkan citra diri: senyum, ramah, enak diajak ngobrol, lucu dll (klise). Padahal sebenernya kalau di rumah belum seperti itu kan? Lapisan ini juga bisa diartikan sebagai lapisan pada umumnya manusia sebagai makhluk sosial yang harus menunjukkan/memperlihatkan citra dirinya baik, untuk bergaul dan berinteraksi dengan orang lain. Untuk masuk ke lapisan ini tergolong sangat mudah. Kalau jatuh cinta di lapisan pertama ini biasanya belum serius karena belum mengetahui lapisan yang paling bahaya-nya hahaha. 2. Lapisan profesi / peran Lapisan ini letaknya lebih dalam dari yang pertama ya kan. Harus melewati lapisan pertama dulu baru lapisan ini terbuka. Contoh aja kamu les privat, kamu harus kenal gurunya kan dari namanya siapa, wajahnya bagaimana baru kamu bisa masuk ke lapisan ini. Kamu mulai berinteraksi sama guru les itu, bagaimana dia menyampaikan materi, bagaimana dia bereaksi ketika kamu nggak paham-paham sama materinya, bagaimana dia ngajak kamu bicara pengalaman ngajarnya dll. Dari sana kamu tahu dia sebagai guru les privat yang sedang melakukan perannya. Kita nggak tahu bagaimana dia aslinya, di luar kegiatan ini. Pernah nggak sih ketipu sama lapisan ini gaes? Hehe. 3. Lapisan Kerapuhan Waduh, kok jadi agak melankolis ya. Hahaha. Jika seseorang yang kamu taksir sudah berani menunjukkan kerapuhannya ke kamu, bisa jadi ini tanda baik apalagi kaum pria. Pria kan pada umumnya suka menampilkan sisi maskulinnya, jadi pas dia sama kamu dan dia terbuka kemudian menunjukkan sisi rapuhnya berarti kamu adalah orang yang terpilih atau dia merasa terhubung secara emosional. Dia nggak lagi mikirin image dia ke kamu, tapi dia sudah klop/percaya kalau kamu menerima dia apa adanya. “Tapi orang yang naksir aku nggak gitu kak? Dia gak pernah cerita atau nunjukkin kerapuhannya sama sekali, dia bae-bae wae kok.” Ya mungkin kamu belum masuk ke lapisan ini. Sestrong-strongnya orang, pasti ada kesedihan atau kerapuhan di dalam hati, cuma kita nggak tahu aja. 4. Lapisan Inti Nah ini core of the core, inti segala inti. Sulit banget buat sampe ke lapisan ini. Karena untuk sampai di lapisan ini, kalian harus berhasil mengupas lapisan ketiga atau lapisan kerapuhan, lapisan paling gak terlihat oleh dunia luar. Jadi dari lapisan ke-1 langsung ke-4 sepertinya agak susah yaa. Baru kenal nal, tahu-tahu ngerti sifat asli dalam waktu yang singkat itu kayak gak mungkin hehe. Perlu waktu yang tidak singkat untuk mengetahui sifat asli seseorang. Maka, jangan terburu-buru mantap kalau kamu masih di tahap lapisan 1. Pinter-pinter atur strategi aja agar bisa menggali lebih dalam. Paling tidak, sudah bisa diprediksi apa respon ketika terjadi permasalahan. Akan tetapi lapisan ini yang paling berdampak atau paling berperan dalam kehidupan seseorang. Nah, sering gak sih kalian galau banget pas seseorang yang kalian suka atau pacar yang sudah kalian percaya tiba-tiba melakukan kesalahan fatal kemudian hubungan kalian putus. Kemungkinan besar kalian sudah open sampai lapisan inti. Itu mengapa lapisan ini sangat berperan di kehidupan seseorang.
Nah, kembali ke paragraf paling atas jadi kenapa si Joko gak mau terbuka sama kamu pas dia lagi rapuh? Bukan karena kamu nggak bisa dipercaya, tapi si Joko memang belum merasa kamu adalah orang yang tepat atau kamu belum tentu menerima Joko dengan segala kerapuhannya. Itu yang dipikirkan Joko. Dari judul ketrigger nggak nih? Ada yang bakal mengira red flag adalah hal yang lumrah karena manusia nggak ada yang sempurna? Ada yang ngira gitu nggak hayyyoooo???
Ets, jangan salah. Red Flag sama memaklumi manusia karena ketidaksempurnaannya itu memiliki arti yang berbeda lho. Red Flag dilayangkan kepada lawan jenis yang mempunyai kebiasaan yang nggak bisa diubah seperti suka selingkuh, main pukul, kasar, malas kerja, pembual, suka nyuri, judi, janji omong kosong, dll. Ya kadang manusia sering berjanji untuk tidak mengulangi lagi tapi... tidak akan menutup kemungkinan akan ada pengulangan lagi di suatu saat. Karena aku sendiri punya trust issue cukup besar dan ketika seseorang melakukan kesalahan yang udah mengarah ke hal-hal yang enggak bisa diperbaiki, maka keputusan untuk melepaskannya sebelum hubungan makin jauh adalah yang terbaik. Udah siap kasih label red flag. "Tapi kalau udah menjalin hubungan udah lama dan ortu saling kenal gimana Kak?" Ya, mau gimana lagi. Kamu mau melanjutkan hidup kamu dengan seseorang yang nggak mau melihat kesalahan dan memperbaiki dirinya sendiri? Mau dibawa ke mana hubungan ini nanti? Jangan sampai menyesal di kemudian hari dan kepalamu penuh dengan pertanyaan"kenapa?". Jadi, terserah kalian ya mau memutuskan apa untuk kasus red flag yang barangkali kalian alami. Karena ini berbeda banget dengan memaklumi kesalahan orang lain karena manusia itu nggak sempurna. Manusia nggak ada yang sempurna, tapi bukan berarti kamu harus meneruskan hubungan dengan orang yang nggak baik hanya karena CINTA. Cinta itu lama-lama bisa pudar kalau manusianya nggak rawat dengan baik. Jadi, mending tumbuh bersama dengan orang yang memuliakan kamu dan membuat kamu jadi berharga. Memaklumi manusia karena nggak ada yang sempurna itu memaafkan kesalahan/kebiasaan yang sebenarnya bisa diubah seperti : 1. Jarang mandi 2. Jarang sikat gigi 3. Suka naruh barang sembarangan 4. Sering ketiduran ketika VC 5. Suka pakai sandal/kaos kebalik (maybe lho kalau ada) 6. Dll.. Seperti kebiasaan receh/sepele yang sebenarnya tergantung dari pasangannya sih, terganggu apa enggak. Tapi contoh-contoh di atas menurutku masih bisa ditolerir sih. Yang nggak bisa ditolerir langsung kasih label Red Flag aja. Jangan sampai menyesal di kemudian hari ketika kamu mengetahui bahwa ia mengulangi kesalahannya yang rasa-rasanya bikin sakit hati dan nyusahin batin kita. Udahlah, ayuk bangkit dan perbaiki kualitas diri biar nanti yang datang value-nya bagus dan inshaa Allah sesuai dengan kepribadian kita. Pernah nggak sih kalian merasakan hati yang berkecamuk gak jelas, ingin ngamuk tapi nggak bisa, tiba-tiba sensitif terhadap hal sepele, uring-uringan gak jelas, sumpek atau udah cari pelarian tapi nggak hilang-hilang perasaan-perasaan kacau itu? Setiap orang pasti memiliki masalahnya masing-masing dan cara untuk menghadapinya. Namun tidak sedikit orang yang mau menyadari dari mana sumber masalahnya? Nah, di postingan blogku kali ini aku bukan kasih tahu cara menghilangkan rasa sakit atau kekacauan dalam hati. Namun, aku akan membagikan tips yang juga aku lakukan ketika mengalami perasaan-perasaan seperti itu dengan cara menuliskannya (make it clear). Keadaan menyedihkan, menyakitkan bahkan mengecewakan pada dasarnya normal dirasakan oleh manusia. Apalagi kita yang sering interaksi sama orang lain. Nah, ini ada 2 sumber kamu merasakan perasaan gak karuan itu : 1. Faktor Internal Pengaruh orang lain atau perkataan/perlakuan orang lain yang nggak kita harapkan melukai diri kita. Atau terjebak dengan orang yang toxic banget ini bisa sangat memusingkan. Pasti di pikiran muncul banyak pertanyaan “kenapa sih aku harus dealing sama orang toxic seperti ini?”, “kenapa sih hidupku yang sudah cukup tenang ini dikacauin sama orang itu?”, “kenapa orang fake kayak dia harus hadir dalam hidupku?” dll.. Hal-hal seperti ini menjadi gangguan yang sering terjadi di lingkungan kerja. Enggak dimasukan hati itu yaa ketemu tiap hari, komunikasi tiap hari aarrrgghh,,. Bawa-annya ingin marah-marah. 2. Faktor Internal Penyebab utama ada dari dalam diri. Biasanya disebut dengan pergolakan batin alias konflik batin. Sebenarnya dari luar nggak kelihatan, tapi yang ngerasain betul adalah diri kita sendiri. Nggak jarang hal ini bisa bikin overthinking gak bisa tidur. Overthinking itu kan cuma kita nih yang sengajain kehadirannya, karena dipikirin terus, dikhawatirin terus, sibuk banget deh isi kepala. Selain overthinking, dada kerasa sesak kayak masuk angin tapi lebih ke stress dipendem sendiri. Berisik banget isi kepala, apalagi kepala dan hati saling bertentangan. Wah.. bisa jadi gelud berkepanjangan. Sebelum aku bagikan tips untuk meredakan perasaan kacau, gusar, ketidakjelasan kalian, coba siapkan hati kamu. Bertanyalah kepada diri kamu sendiri apakah kamu ingin membuat ini semakin jelas? Apakah kamu mau mengakui uneg-uneg yang kamu rasain terlepas bad or good thing. Apakah kamu bersedia untuk meredakan sesak di dalam dada atau mengurangi overthinking dengan berkata sejujur-jujurnya? Are you ready? Oh ya, jangan lupa ambil selembar kertas atau buku beserta alat tulisnya, Atau kamu mager bisa di notepad HP.
Dengan kamu menuliskan semuanya dengan jujur, itu artinya kamu mau membereskan permasalahanmu dengan jelas di atas kertas/buku/notepad yang sebelumnya berantakan. Seperti menata sebuah barang yang bercecer ke wadahnya.
Mungkin ini saja tips yang bisa aku tuliskan di sini. Jika ada yang kurang berkenan atau keliru mohon dimaafkan. Saran dan kritik silakan tinggalkan di kolom komentar. Terima kasih sudah meluangkan waktu. Menanamkan pikiran positif itu wajib dan diperlukan. Namun perlu diingat bahwa berpikiran positif bukan berarti menyangkal kemungkinan buruk atau hal negatif terjadi. Berpikiran positif ini bermanfaat agar kita siap menjalani keseharian dengan mudah. Contohnya kita perlu berafirmasi positif setiap pagi sebelum beraktifitas seperti "hari ini aku penuh semangat dan banyak ide-ide yang bermunculan" atau ketika kamu mau lari "hari ini aku pasti bisa lari sejauh 10km". Hal-hal baik yang kamu katakan, itulah yang dinamakan afirmasi positif. Afirmasi positif bermanfaat untuk mengurangi stres, meningkatkan kepercayaan diri, dan meningkatkan keyakinan akan kemampuan diri sendiri. Alangkah baiknya ketika kata-kata positif tersebut diucapkan berulang-ulang karena dapat menstimulasi otak untuk mempercayai bahwa afirmasi tersebut adalah fakta. Namun, ketika kamu mengucapkan kalimat afirmasimu, jangan ragu dan jangan gak PD. Yang harus kamu lakukan hanyalah berharapan baik, udah. Contoh lagi, ketika kamu bangun pagi terus kamu ngeluh "aduuh, hari ini mesti kerja lagi. Ketemu sama atasan yang selalu kasih banyak kerjaan.." setelah itu seharian kamu akan males, loyo, overthinking dan bete. Beda lagi kalau kamu afirmasi jadi "hari ini aku bakal super strong, mau dikasih kerjaan banyak, aku pasti bisa nih" kamu berlagak seolah-olah emang kamu bisa. Meskipun keadaan emang seperti itu adanya, kalau dari pribadi kamu menanamkan energi positif karena afirmasi yang baik-baik maka kamu akan tetap strong, enggak loyo ataupun low. Afirmasi positif ini bukan kok menyangkal kenyataan tapi bikin kamu bisa kontrol diri, bisa tetap survive dengan energi yang bagus sehingga aura positifnya terpancar. Afirmasi juga digunakan untuk membantu menciptakan realitas yang kita inginkan, karena pikiran bawah sadar memainkan peran utama dalam aktualisasi kehidupan dan perwujudan keinginan kita. Jadi, berikut adalah poin-poin penting untuk melakukan afirmasi positif : 1. Bikin jurnalNah, ini kamu boleh banget tulis semua keinginan kamu di atas kertas. Namun yang boleh kamu tulis adalah hal-hal positif yang kamu inginkan terjadi. Jangan menuliskan hal-hal buruk, dugaan, kekhawatiran akan sesuatu, takutnya nanti malah berubah jadi energi negatif. 2. Bikin seolah-olah sudah terjadiBukan halu ya. Jadi kamu tulis sesuatu seolah-olah sudah terjadi seperti "alhamdulillah akhirnya aku bisa beli iphone", "wah akhirnya aku keterima kerja di PT ABC", "hari ini aku percaya diri dan independen". Tulis saja seperti itu. JANGAN "besok aku akan jadi orang sukses", "aku akan turunin BB, maka aku akan mirip Kim Sejong", "mulai besok aku akan rajin olahraga". Pokoknya tulis seolah-olah kamu sudah mengalaminya. 3. Hanya katakan hal-hal yang positifSemisal kamu habis jatuh dan cidera. Yang kamu katakan bukan "aku tidak akan sakit" melainkan "aku selalu sehat" boleh juga diiringi dengan kata terima kasih, puji Tuhan atau Alhamdulillah. 4. Lepaskan dan terus afirmasi positif
Pernah nggak sih kamu jadi super kacau karena tingkahmu sendiri? Seperti halnya ketika sesuatu tidak berjalan selancar yang kamu kira? Lupa bawa flashdisk buat presentasi padahal udah kamu siapin tepat sebelum berangkat ke kantor? File lembar ke-3 enggak tercetak padahal harusnya tercetak dari lembar ke-1 sampai 10 misalnya. Jadi uring-uringan, kesel dan bad mood seharian. Nah, terlalu keras dengan diri sendiri rentan terjadi kepada orang-orang yang punya perfeksionis yang tinggi. Memang sih, perfeksionis kadang dibutuhkan dalam bekerja namun BISA BANGET buat diri sendiri jadi terbebani. Bahkan orang perfeksionis rentan marah-marah baik di dalam hati ataupun terang-terangan. Baiklah, berikut adalah beberapa tanda bahwa kamu keras terhadap diri sendiri : 1. Menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang diperbuat atau tidak sesuai dengan keinginan Oke, seperti contoh kamu sudah mempersiapkan powerpoint presentasi yang kamu sudah siapkan semalaman untuk dipresentasikan besok pagi. Namun, entah karena apa flashdisk kamu ketinggalan dan tidak menyimpan salinannya di laptop. Kamu kesel banget sampai kamu muak sama dirimu sendiri. Berulang kali kamu berkata “kok bisa-bisanya flashdisk tertinggal? Sedangkan semuanya sudah tertata rapi. Kok bisa nih”. Yang akhirnya kamu harus pulang dan mengambil flashdisk kamu. Setelah flashdisk sudah di tangan, kamu akan berkata “waktuku harusnya tidak habis buat ambil flashdisk ini. Dooh” 2. Suka meremehkan diri sendiri Sebenarnya kamu mampu mengerjakan sesuatu, namun kadangkala kamu diliputi perasaan nggak yakin gundah gulana. Tersesat di labirin sendiri istilahnya. Mungkin ini ada kaitannya dengan poin nomor 3 yang sibuk mikirin sesuatu yang belum tercapai. Kayak berlarut-larut ragu dalam sesuatu yang sebenarnya kamu mampu. Mungkin si perfeksionis ini butuh diyakinkan saja. 3. Terlalu fokus sama hal yang belum tercapai Terlalu memikirkan hasil akhir hingga lupa proses yang harus dilakukan. Menunda-nunda pekerjaan karena yang difokuskan hanyalah hasil. Sedangkan hasil itu ada karena proses yang panjang. Ketakutan-ketakutan untuk tampil tidak bagus bikin perfeksionis memikirkan sesuatu yang belum tercapai. Melupakan bahwa langkah ke-1000 itu berawal dari Langkah ke-1. Saran dari poin ke-3 adalah perlu sabar dan memaafkan diri sendiri yang sedang berkembang. Set the goals but understand the process. 4. Sulit menerima pujian Perasaan tidak percaya bahwa seseorang memuji karena ketulusannya. Trust issue kerapkali jadi penghambat seseorang yang dipuji ini. Ia merasa bahwa orang itu memiliki motif tertentu di balik pujiannya. Sulit menerima pujian ini karena seringnya negative self-talk. Padahal memang bisa ada benarnya juga seseorang memiliki motif, namun apa masalahnya ketika memberi space terhadap diri untuk menerima pujian itu se-apa adanya. Tapi, aneh juga nih kalau diberi makian atau cacian malah ngamuk. Memang keras terhadap diri sendiri ini bikin susah. 5. Merasa bersalah jika beristirahat Nah, ini aku banget. Hingga sampai saat ini hal tersebut sering terjadi. Yang ada dalam pikiranku adalah gelisah, cemas, gundah melihat orang lain sibuk tapi kenapa aku harus istirahat alih-alih healing diri sendiri dari kepenatan. Padahal ya nggak apa-apa buat tenangin diri sendiri, istirahat setelah banyak hal yang sudah dilakukan. Tuhan kasih kesehatan dan tubuh untuk dijaga bukan diberlakukan seperti robot. Boleh kerja keras, tapi harus balance dong dengan waktu untuk menyenangkan dirimu sendiri. 6. Memaklumi kesalahan orang lain, tapi tidak dirimu sendiri Ketika kamu dihadapkan oleh temanmu yang gagal mengikuti CPNS, maka kamu sebagai teman yang baik memberikan nasihat yang membangun dan membuatnya tidak berhenti berusaha. Namun, jika kamu sendiri ditimpa kegagalan akan sesuatu, kamu terus-terusan menyalahkan diri sendiri dan menanyakan kebodohan yang sudah kamu perbuat sehingga hal tersebut gagal. Hanyut dalam perasaan seperti ini tidak enak banget dan bisa merusak mood yaa mungkin berhari-hari. Maka, solusi yang paling tepat untuk diri yang keras ini adalah forgive yourself first, duduk di bangku taman sambil minum lemonade mungkin cara yang cukup mudah untuk dilakukan. 7. Ketika seseorang memperlakukanmu buruk, kamu mengira itu adalah kesalahanmu Ketika kamu membatalkan janji yang sudah kamu buat sebulan yang lalu karena urusan yang mendadak, seseorang melakukan silent treatment ke kamu atau tiba-tiba ghosting padahal kamu sudah meminta maaf dan menjelaskan alasannya. Hal ini bikin resah, merasa reaksi dari orang ini buat kamu kepikiran telah melakukan kesalahan yang tidak termaafkan. Tidak direspon atau menghilang ketika dihubungi. Karena kepikiran, kamu pun berniat untuk menemui di saat kamu luang. Dan saat bertemu dengannya, dia berkata bahwa sedang sibuk pindah rumah (misalnya) dan tidak sempat membuka chat atau chat tertumpuk sehingga sulit terlihat. Terlalu keras dengan diri sendiri bikin semuanya kudu dipastikan cepat-cepat, kalau enggak pasti kepikiran. Tips buat kamu yang terlalu keras pada diri sendiri :
Istilah "Rumput Tetangga Tak Selamanya Hijau" biasanya mengarah pada pencapaian orang lain yang tampak lebih berhasil atau sesuatu yang orang lain tampilkan akan selalu bagus dan menyenangkan. Kita cenderung berpikir bahwa mereka lebih mudah dalam mencapai sesuatu yang mereka inginkan sedangkan kita belum tentu. Padahal, realitanya belum tentu seperti yang kita pikirkan. Mungkin saja kita hanya melihat hasil akhir dari kerja keras mereka yang tak terlihat atau kita hanya melihat tampilan luarnya saja.
Rumput tetangga akan selalu tampak lebih hijau, apa yang mereka miliki akan lebih menarik, sehingga kita yang membandingkan diri akan tidak pernah merasa cukup. Contoh saja jika kamu melihat si A memiliki mobil baru, kamu pun berpikir kenapa kamu tidak bisa punya mobil baru juga. Kemudian si B baru saja liburan dari Bali, kamu pun berpikir yang sama. Ketika ada seseorang yang bahagia akan sesuatu yang mereka miliki, kamu akan terus menanyakan kemampuan atau kesanggupan kamu. "Ih kenapa ya dia bisa punya mobil baru, eh iyaya suaminya kan kaya" "Dia mah enak liburan ke sana ke mari, toh emang bisnisnya udah sukses" "Kenapa ya orang lain selalu bahagia sedangkan aku selalu menderita" Menurut aku, istilah ini lebih memandang orang lain dari luarnya aja, yang indah-indah aja. Kita nggak tahu proses yang mereka lalui sehingga membuat rumput mereka hijau adanya atau kitanya aja yang kurang bersyukur karena sering melihat ke atas. Proses membanding-bandingkan ini tidak akan pernah selesai bilamana kita tidak pernah merasa cukup. Lalu bagaimana jika kita-lah yang dijadikan objek rumput hijau itu? Ada mungkin beberapa orang melihat kita kerja terus nggak kelihatan susah atau santai bener hidupnya, makan enak-enak, pakeeet datang nyaris tiap hari atau punya iphone misalnya. Orang akan mengira bahwa kita bener-bener hijau rumputnya. Padahal, orang nggak tahu di balik "rumput yang lebih hijau" ini juga ada resah yang nggak kasat mata? ada capek, kesel, patah hati, putus asa, lonely...., mereka lihatnya kamu bahagia dan kamu selalu mendapatkan yang kamu mau. Well, setiap orang punya hak buat memandang kamu seperti itu dan nggak ada masalah juga kalau mereka 'hanya' ngejulid maybe di belakang. It's fine-fine aja. Cuma kalau tiba-tiba mereka dateng pinjam duit lalu enggak kita kasih karena suatu hal, mereka bilang "kamu duit banyak carinya gampang gak pernah susah masak ya berat minjemin duit sih". Ini ceritanya lain, bisa-bisa kesabaranmu benar-benar diuji. Nah, daripada fokus ke hijaunya tuh rumput, mending kita fokus ke bagaimana orang tersebut merawatnya. Karena rumput yang hijau pasti dirawat dengan baik. Yaudah yuk kita belajar buat enggak membanding-bandingkan diri, belajar merasa cukup (walau sulit) dan terus berbenah. "Trust Issue" benar-benar membuat kita jadi rentan overthinking. Rasa tidak percaya atau waspada tidak mesti dikategorikan langsung sebagai "Trust Issue", bisa saja hal ini normal terjadi kepada siapa saja. Namun, jika hal ini menjadi sering hingga menjadi suatu kebiasaan dan sampai menghambat sesuatu bisa jadi dikategorikan sebagai "Trust Issue". "Trust Issue" bisa diartikan keadaan dimana seseorang sulit percaya terhadap orang lain bahkan bisa berlebihan. Hal ini bisa terjadi karena pengalaman buruk di masa lalu, masa kecil atau peristiwa yang baru saja sangat melukai. Bahkan ketika seseorang yang awalnya kita kenal, dekat dengan kita, yang kita pikir ia tak mungkin melakukan hal negatif kepada kita melukai kita secara tidak terduga maka rusak sudah rasa percaya kepada orang itu. Seseorang yang kita harapkan baik-baik saja secara tiba-tiba berbuat yang tidak kita suka. Hal ini bisa jadi kekhawatiran untuk menjalin hubungan pertemanan -bahkan ke semua orang- yang dilandasi rasa percaya. Hal itu terjadi karena kita tak ingin kisah pelik akan terulang. Prasangka Buruk dan Curiga Alih-alih sebagai sikap defensif agar tidak terlukai untuk kesekian kalinya, berpikir paling buruk terhadap seseorang adalah hal yang kerap dilakukan. Hal ini terjadi karena takut untuk dilukai lagi (trauma) meski bukan dengan orang yang sama. Mungkin saja dulu pernah berharapan baik terhadap seseorang, namun akhirnya malah sebaliknya. Sikap defensif ini tidak untuk menghilangkan kekecewaan atau rasa terluka, namun KESIAPAN untuk merasa tidak enak, kecewa atau terlukai sehingga jika sudah terbiasa, maka rasa sakitnya tidak begitu terasa. Sulit Menerima Orang lain dan Memberi Batasan Seseorang yang mengidap "Trust Issue", pada umumnya kenceng banget membuat batasan-batasan. Bahkan sama teman dekat sekalipun. Karena ya itu tadi, semua orang berpotensi melukai. Dapat dikatakan, memiliki hubungan dengan orang lain tidak dilandaskan atas dasar percaya, cenderung tidak mendalam. Ketika melakukan percakapan yang deep dengan seseorang, kita merasa nyaman karena ia juga merespon dengan baik apa yang kita ceritakan, namun seseorang yang memiliki "Trust Issue" selalu punya rem sekalipun pembicaraan ini terkesan aman, nyaman dan asyik, karena jika tidak akan kelolosan lagi. Dari pengalaman pribadi, jika aku terlalu banyak memberikan informasi (menanggapi percakapan) maka akan menyesal kemudian. Kenapa menyesal? karena sebenarnya "Trust Issue" dalam diriku mendenial hal tersebut, bisa saja orang itu malah melukai kita di kemudian hari. Entah tapi ini yang selalu terjadi. Seperti merasa digali. Nah ini perlunya rem. Apakah kalian juga mengalaminya? Beberapa hal yang menjadi penyebab "Trust Issue" : 1. Pengalaman masa lalu / masa kecil 2. Kejadian menyedihkan yang tidak disangka 3. Soal asmara (pengkhianatan) 4. Sering salah dalam berekspektasi/menilai orang lain Semua yang kutulis di atas adalah sebagian besar "Trust Issue" yang aku alami dan pahami. Mungkin juga bisa berbeda dengan orang lain. Salah satu cara untuk mengobati "Trust Issue" ini adalah dengan berdamai dengan diri sendiri. Kedengarannya sederhana, namun sangat sulit untuk dilakukan. Karena hakikatnya, semua manusia pernah mengecewakan, dikecewakan, menyakiti, disakiti, mengkhianati dan dikhianati. Jika kita belajar memaafkan orang lain, itu sama dengan upaya untuk berdamai dengan diri sendiri. Jika kamu memiliki pengalaman yang sama, yuk share cerita kamu di kolom komentar :) Pernahkah kau sesekali membuat drama dalam pikiranmu akan kejadian-kejadian yang sungguh engkau inginkan? Saat realita dalam hidupmu tak sedikitpun memberi pertanda semenyenangkan itu. Merangkai setiap kejadian sedetail apapun. Seperti halnya basah hujan mengguyur seluruh tubuhmu ketika kau pulang bekerja dan kau disambut oleh seseorang dengan sikap yang lembut dan perhatiannya bak api unggun yang menghangatkan kulitmu yang basah. Kau semakin terlelap dalam bayang-bayang. Saat itu hanya kau yang berhak menentukan alur cerita yang lainnya, sesukanya. Kau membayangkan dicintai oleh seseorang yang tepat dan hampir tak pernah membuatmu kecewa. Ia yang selalu menatapmu, menanyai kabarmu serta menghiburmu sebisanya, seseorang yang tidak akan melukaimu karena rasa sayang yang tak terbilang. Meski sesekali kau sadar, bagaimana bisa ada seseorang seperti itu yang mau-maunya bersedia melakukan itu semua untukmu. Hanya tragis yang tersisa. Pernah kau hanyut dalam lagu yang terdengar di sebuah kafe kopi. Dengan mengaduk-aduk foam kopimu menjadi tak berbentuk, tiba-tiba seseorang mengambil gambarmu tanpa kau minta, memesan semangkuk kentang goreng untuk dijadikan santapan ringan teman berbincang. Kalian membicarakan tentang masa depan kalian, membangun rumah kecil untuk kalian tinggali nanti, duduk di pantai menyaksikan matahari terbenam.
Tak hanya kisah indah, kau pun membangkitkan kisah sebaliknya. Pertikaian kecil yang disebabkan kesalahpahaman menjadi bumbu drama yang kau ciptakan. Kalian saling berdiam diri, berhenti berkomunikasi, tidak bertemu berhari-hari hingga kau mendapatinya datang ke rumahmu membawa wajah teduh lalu meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. Ia menjelaskan dengan sabar, sepenuh hati menjaga kata-katanya agar tak melukaimu. Perdamaian pun dimulai saat ia meminta maaf dengan mengecup keningmu. Suara hujan di luar sana tampak sangat berisik, kau pun tersadar bahwa hanya tersisa sepi di sisi kanan dan kirimu. Untuk kesekian kali, kau paham bahwa itu semua hanya ketidakmungkinan yang terus kau nikmati. Kau ingin memusnahkan dunia drama itu, namun semakin berusaha menghilangkan semakin kamu didera rindu. Kau kembali dan mengulanginya lagi. Pada akhirnya, kau harus berdamai dengan rasa pahit. |
|